Skip to main content

Kepada Dirimu, Hafsah.


Kepada dirimu,

Ada waktu-waktu saat kita saling berbicara tentang kelu
yang kita rasa bersama.
Ada mata yang basah saat mengenang sedihnya
menjadi perempuan seperti kita.

Tapi itu dulu,
 dua tiga tahun yang lalu.
Kita sudah memilih berbahagia dengan banyak sekali cara,
turut bergembira dan memeluk hangat, ketika
kawan kita yang lebih dulu_ dan lagi-lagi_ diizinkan  Tuhan.
Bukan kau atau aku.
Kita sudah menyabarkan diri, memilih lebih percaya Tuhan
Daripada sesak yang terus berlarut.

Sesekali kembali basah, tapi tak mengapa
membiarkannya  tumpah mungkin lebih baik
Daripada berkarat hati dan runtuh kepercayaan
padaNya, pada Tuhan yang lebih dekat daripada urat leher kita sendiri.

Kau tahu? 
Setiap kali aku ingin merutuki takdir, menangis sesegukan
di ujung kasurku, 
Saat setanku berbisik untuk mengutuk Tuhan, aku melihatmu.
Duduk disampingku dengan mata sembab dan 
luka yang lebih dibanding aku.
Atau sekali waktu, kau datang dengan senyum paling ceria,
tawa paling renyah dan kelegaan yang paling menentramkan .

Lukaku sungguh tidak ada apa-apanya dengan milikmu.
Kau lebih dulu berlayar dengan kekasihmu, merasai 
kesendirian yang lebih lama dan
 sepi yang lebih mencekik.
di banding aku.

Maka ketika kabar itu datang, kepadaku yang kau sebut pertama.
 Kabar yang kau sampaikan sendiri dengan doamu yang manis,

"Doakan aku, kita saling mendoakan. Semoga kau juga segera"

Aku sedikit mengabaikan doamu, bahagiaku buncah.
Aku ingin memelukmu erat, hingga kau sesak dan kau tahu
ada kebahagiaan yang akan meledakkan hatiku.
Ada haru yang begitu besar, aku begitu bersyukur,
 sungguh.

Kepadamu, kepada mimpi bertahunmu yang akhirnya mewujud,
aku berterimakasih.
Bahwa meski biru sudah lukamu, kau tak pernah menyerah.

_______

Sehat selalu, Sah. Kabari aku jika bayi dalam perutmu merasa ingin bertemu dengan kawan manismu ini. Bertambah shalehah, Sah. Semoga kelak anakmu jauh lebih baik dari onty kerennya ini^^


Sabtu, 26 Nopember 2016

Love you as always,
   Kawan gilamu


        



Comments

Popular posts from this blog

Kusimpan Dia di Sini

Dear my sweet home, Saya baru saja selesai ngobrol dengan laki-lakiku tentang hal baru yang ingin saya mulai. Mimpi baru. Cita-cita baru, ikhtiyar baru. : Jualan parfum original yang sehat, harga bersahabat dan yang paling penting adalah halal. Kenapa saya mau mulai mengikhtiyarkan usaha ini? adalah karena  sejak dulu, saya memang mencari produk parfum yang seperti itu. Yang sehat, halal dengan kualitas parfum original. Karena wangi saja tidak cukup, harus ada nilai yang tercium dari aroma parfum yang kita pakai. Tentang kualitas diri dan juga karakter. Dan saya berharap orang-orang juga berpikir demikian. Setelah mencari banyak informasi, searching, membaca testimoni, membaca artikel-artikel kesehatan tentang bahayanya ngasal pakai parfum, saya akhirnya memilih  brand parfum yang tepat dan sudah terkenal di enam benua, Parfum original dari Eropa, parfum dengan brand Federico Mahora , yang diproduksi bersama Perfand dan Drom  Fragrances, German. Saya join dengan bisnis ini kalau

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t

Takkan Ada Puisi Perihal Aksi Itu

Di umurku yang masih dua satu ini, bagiku tak ada hal yang lebih menakjubkan di Indonesia kita ini selain fenomena perihal agama; 411 dan 212 Adakah puisi yang bisa bercerita seindah fenomena itu? Kala berjuta manusia hadir tanpa bayaran sedikitpun dari para elit parpol, bersatu demi Indonesia, bergerak karena liLlah, semua bersuara karena Al- Qur'an. Ada rasa yang manis dan menggetarkan hanya dengan melihat satu dua foto, menonton satu dua vidio peristiwa hebat itu. Dan hampir seluruh rakyat Indonesia bercerita tentang 411 dan 212. Maka meski tak mampu hadir menjadi bagian dari sejarah Indonesia paling memukau itu, hanya melihat dan menyeksamai puluhan foto-vidionya yang menjadi viral di media sosial dan berkali tayang di televisi, rasanya begitu haru, begitu bangga. Peristiwa itu memberikan banyak pelajaran tentang Indonesia. Indonesia, meski hancurnya pemerintahan karena beberapa elit politik yang harusnya jadi pejabat terhormat malah menjadi mafia hukum dan pencuri cerdik ja