Skip to main content

First Pregnancy After More Than 7 Years: Sehari Setelah Mencecar Allah



Assalamualaikum, rumahku yang berdebu
Hikmah pulang 😊

Apa kabarmu, rumah abu-abuku? Di sana sini menempel debu, sarang laba-laba penuh mengelabu, dinding-dinding bisu dan tak ada anak-anak baru di sini, kamu sehat?
Maafkan Hikmah yang baru pulang. Sok sibuk dan menolak mengingatmu berkali-kali.  Tapi hari ini saya pulang dan mari kita saling menyapa tanpa canggung yah 😁

Here we go…

“Ciee ummi tawwa maumi punya anak kedua. Deh lamanyami ummi baru ada adeknya.”
“Iyye, kan tunggu Oofa bisa menyapu sendiri dulu, tunggu Oofa besar dulu supaya nanti bisa jadi guru dan teladannya adek.”

Itu adalah secuil obrolan saya dengan Oofa setelah memberi tahu di Selasa shubuh (02/04) bahwa umminya hamil. Dia happy sekali akan punya adek dari ummi, meskipun tentu tetap bingung karena umminya baru hamil setelah sekian lama.

Iya, perjalanan menuju delapan tahun pernikahan memang bukan waktu yang sedikit dalam menunggu kesempatan hamil meski juga bukan waktu yang terlalu lama sebab tak terhitung banyaknya pasangan yang menunggu kesempatan ini lebih lama daripada kami.

Frekuensi buang air kecil yang lebih sering dari biasanya, haid yang telat dari tanggal kebiasaan, aroma-aroma sekitar yang semakin mengganggu penciuman dan bikin mual, perut yang luarbiasa level sakitnya. Rasa ditinju berkali-kali, kadang tiba-tiba kram dunno why, perut rasa diremas-remas, PD yang nyeri siang malam bahkan di level tertentu bikin susah tidur beberapa malam, semua rasa ini baru saya rasakan dengan level sebegininya dan saya halu berpikir itu adalah tanda kehamilan. Semua kehalu-haluan ini kusimpan sendiri tanpa bilang siapa-siapa selama sebulanan. Bahkan meski berkali-kali lemas tak berdaya gegara muntah-muntah ‘kosong’, saya ndak bilang apa-apa pada sesiapa. Baskom kecil yang kubawa ke kamar karena tak sanggup jongkok lama di hammam dan kucuci segera segera sebelum pak suami datang, i felt it all by myself without anyone yang tahu.

Ahad  pagi 31 Maret, tepat saat lagi menjemur pakaian. Rasanya ada yang keluar i check it dan ternyata darah, 2-3 tetes. Suddenly saya ketawa, ketawa dengan jenis ketawa entahlah. I remember waktu bilang sama Allah:

"Apa ini Allah? Hum? What you have done to me is evil, Allah! Apa yang Allah lakukan ke Hikmah ini jahat, Allah. Ndak lucu! Kenapa Allah tahan haidku dari tanggal yang seharusnya? kenapa kalau misal memang Engkau belum mau kasih izin hamil, kenapa bikin saya berharap, Allah? Ini jahat, Allah..." 

Iyya, saya  bilang kepada Allah itu semua sambil bolak balik menjemur lalu lanjut melipat-menyetrika dan terus bicara sama Allah  sendirian. Akhirnya saya bilang:
"Okeh Allah. Engkau yang Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba, Engkau yang tahu kapan waktu terbaik saya hamil. Hikmah siap bersabar, Allah. Hikmah pasrah. Asal please, jangan terlalu lama, Allah. Jangan biarkan Hikmah hidup tanpa merasakan anak hidup dalam perut Hikmah."

Selesai ngoceh-ngoceh sendiri, pak suami datang dari ngajar. Dan saya bilang darah keluar, haid. Lalu obrolan berlanjut dengan topik yang lain. Dan saya sadar, tidak ada lagi darah selanjutnya yang keluar. Hanya 2-3 tetes itu saja.

Senin, 1 April. Masih di warung coto, saya tiba-tiba minta beliau belikan testpack 2.  Mukanya kaget, tapi berusaha dikontrol tenang. Ini pertama kalinya dalam pernikahan kami saya minta beliau yang beli testpack, dan ini pertama kalinya saya bakal testpack serius setelah terakhir kali 4/5 tahun yang lalu.

Waktu Qailula sepulangnya dari makan coto, i directly to hammam buat check. Dan ndak cukup 5 detik, hasilnya langsung garis 2. Senyum kecil terus keluar. Selasa shubuh, I check it again dan hasilnya sama. Bahkan lebih cepat lagi jadi garis 2.

I told him and he hug me. Big warm hug. Bangunkan Oofa pelan-pelan and i told him also. Paginya saya masih pergi ngajar di SPIDI, pergi kampus 1 kuliah, kampus 2 setor laporan KKN ke dosen DPL. Pulang dari kampus langsung ke Lagosi buat check ulang.  5 weeks 3 days alhamdulillah masyaallah.

We are happy, fully happy. Lalu saya senyum-senyum bilang maaf sama Allah karena sudah mencecarNya Ahad kemarin. Really really minta maaf. Cara kerja Allah memang ajaib, tak terduga...

Alhamdulillah hari ini sudah 8 weeks 3 days. Semoga sehat, semoga kuat, semoga selamat. Tumbuh besar jadi anak shalih yang cerdas bermanfaat. Mohon doakan :)

_______________

Tahfidz, 23 April 2019




Comments

  1. Alhamdulillah, masya Allah, terharu aku mba bacanya... sehat selalu ibu dan janinnya.... semoga lancar dan dilindungi Allah Ta'ala.
    Dedek kecil,,hati2 di sana. Kami menunggumu menyapa dunia.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kusimpan Dia di Sini

Dear my sweet home, Saya baru saja selesai ngobrol dengan laki-lakiku tentang hal baru yang ingin saya mulai. Mimpi baru. Cita-cita baru, ikhtiyar baru. : Jualan parfum original yang sehat, harga bersahabat dan yang paling penting adalah halal. Kenapa saya mau mulai mengikhtiyarkan usaha ini? adalah karena  sejak dulu, saya memang mencari produk parfum yang seperti itu. Yang sehat, halal dengan kualitas parfum original. Karena wangi saja tidak cukup, harus ada nilai yang tercium dari aroma parfum yang kita pakai. Tentang kualitas diri dan juga karakter. Dan saya berharap orang-orang juga berpikir demikian. Setelah mencari banyak informasi, searching, membaca testimoni, membaca artikel-artikel kesehatan tentang bahayanya ngasal pakai parfum, saya akhirnya memilih  brand parfum yang tepat dan sudah terkenal di enam benua, Parfum original dari Eropa, parfum dengan brand Federico Mahora , yang diproduksi bersama Perfand dan Drom  Fragrances, German. Saya join dengan bisnis ini kalau

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t

Takkan Ada Puisi Perihal Aksi Itu

Di umurku yang masih dua satu ini, bagiku tak ada hal yang lebih menakjubkan di Indonesia kita ini selain fenomena perihal agama; 411 dan 212 Adakah puisi yang bisa bercerita seindah fenomena itu? Kala berjuta manusia hadir tanpa bayaran sedikitpun dari para elit parpol, bersatu demi Indonesia, bergerak karena liLlah, semua bersuara karena Al- Qur'an. Ada rasa yang manis dan menggetarkan hanya dengan melihat satu dua foto, menonton satu dua vidio peristiwa hebat itu. Dan hampir seluruh rakyat Indonesia bercerita tentang 411 dan 212. Maka meski tak mampu hadir menjadi bagian dari sejarah Indonesia paling memukau itu, hanya melihat dan menyeksamai puluhan foto-vidionya yang menjadi viral di media sosial dan berkali tayang di televisi, rasanya begitu haru, begitu bangga. Peristiwa itu memberikan banyak pelajaran tentang Indonesia. Indonesia, meski hancurnya pemerintahan karena beberapa elit politik yang harusnya jadi pejabat terhormat malah menjadi mafia hukum dan pencuri cerdik ja