Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Ilalliqaa', Bunda Sayang...

Ada begitu banyak orang   yang kepada mereka saya belajar banyak hal, langsung dan tak langsung. Tapi tulisan sederhana ini bukan dulu tentang mereka, tapi dia saja. Seorang perempuan yang kepadanya aku berkaca lebih sering, berkali-kali. Perempuan dewasa yang mengajarkan banyak hal tanpa mendikte, tanpa menggurui, alami mencintai. Dia bundaku sayang, Bunda Mina namanya. Perempuan dengan mata bulan sabit, cerdas dan kritis. Yang paling istimewa adalah, bunda satu-satunya orang   yang siap fight dalam membela kami dan merangkul lebih erat   menjadi satu, menjadi padu tanpa sekat. Bunda yang akan tersenyum memaklumi, menegur dengan tegas, mengajari hal-hal teknis dengan sabar, ikut bersedih, ikut marah jika ada hal-hal yang tidak berkenan. Bunda selalu   membiarkan kami menumpah semua unek-unek   tanpa memotong, tanpa menjudge,   lalu setelah lelah   bercerita, bunda akan menasihati dengan bijak, dengan rasa ibu dan kakaknya. Bunda seolah   selalu   punya waktu yang b

Dibunuh Aku Rindu

Dibunuh aku rindu berkali-kali untuk yang ke sekian kali Mengapa pergi bisa sepilu ini? Mengapa tak lagi sama, bisa semenyakitkan ini? Ini terlalu. Ini lebih dari yang bisa ditanggung dadaku! Aku ingin menetap, di rumah maya kita saja. Yang dulu kubangun dengan riang bahagia untuk kita. Aku (masih ingin) menetap, di rumah maya kita. Sebab kulupa jalan keluar sebab memang tak pernah kubuat pintu kepergian saat kubangun rumah maya itu. Tapi bagaimanalah ini, jika kita memang sudahlah berbeda? Sedang aku, aku buta jalan menjauh. Sedang aku, aku tak lagi memiliki hak untuk tinggal menikmati riuh gaduh cerita kalian Aku (sungguh masih ingin) menetap, di rumah maya kita. Yang sudah kubuat beberapa ruang : tempat kulepas rinduku satu-satu Tapi duduk di sudut ini sendirian, rasanya sunyi, Kawan. Terlalu. ______ Sabtu, 13 Januari 2018 || 14.23

Pergi

Pernah kukira pergi adalah nama lain dari kelegaan nama lain dari beristirahat nama lain dari kebebasan. Ternyata berbeda. Ternyata salah. Pergi dari dunia yang kutinggali kemarin berarti sunyi. Berarti mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang terang. Ceritaku yang riuh. : Pada kisah kita yang gaduh. Ada ruang yang kemudian menghampa, kosong. Dan aneh ketika kubuka mata dan tak ada janji kedatangan yang harus kupenuhi. Bangun dan sadar, aku bukan lagi aku yang kemarin. Tak lagi ada hak menikmati pengalaman rasa bersama kalian. Bersama mereka. Hanya ada aku, kalian, mereka,  dan bukan kita. Lalu termuntah-muntah kutahan isakku yang mencekik di tubuh malam yang basah. Termuntah-muntah kunikmati reka ulang semua kenangan yang ditanggung kepalaku. Lalu pelan, kubiarkan sepotong aku menjadi mati terkapar berdarah-darah. Terlalu berat, sesak dan sepi. Tapi aku sudah memilih. Sepotong aku mati dalam kesedihan, bukan penyesalan. Sebab pergi nama lain dari merentang jar