Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Hafidzah Twins

When you gaze upon the lovely sight of twins, arm in arm, asleep at night. Think not that the house has been doubly messed. But that you as parents have been doubly blessed.      Jon Bratton_ _________                    Iyya, mungkin demikianlah sepasang ayah bunda itu memaknainya;  putri kembar yang pernah menjadikan rumah lebih kacau dan lebih gaduh dari sebelum kelahiran mereka,  kini tumbuh menjadi sepasang putri shalihah yang sedang berjuang menjadi Hafidzah alqur’an, menjadi sumber berkah yang berganda bagi kehidupan mereka sebagai orangtua. Namanya Fira dan Dilla, si kembar aktif yang tumbuh sehat dan ceria. Ananda keempat dan kelima dari pasangan Bapak Syamsul Iskandar dan Ibunda Siti Mardiyati Amrullah. Lahir nun enam belas tahun silam. Dua puluh Sembilan Maret tahun dua ribu. Fira dan Dilla, sepasang saudari yang menghabiskan hari-hari remaja  di Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) dari sejak usia tiga belas tahun hingga sekarang, enam belas tahun. Lahir  hanya

12-21

Sekarang masih jam mandi dini hari santri, sudah di penghujung sebenarnya. Sebentar lagi jam penguncian kamar dan gerbang asrama. Saya menulis ini untuk utang kemarin, masa iyya baruuu saja ngepost no more excuse dan saya ternyata sudah lupa-__- Hari-hari seperti ini, saya sungguh pasti akan merindukannya di masa depan. Semua lelah, doa-doa, pengharapan,  pelukan, canda tawa ataupun air mata dan raut ngambek santri-santriku. All of about them, about this memorable place. Tempat dimana semua kenangan mulai terbentuk dari umur dua belasku sampai umur dua satuku kini. Dan menulis perihal hari-hari luar biasa yang kupunya disini, it will be long. Makan banyak waktu, need more words dan akhirnya bikin sakit mata. Dan karena kita sudah sampai di jam penguncian, see you soon. I've to go. Daah! Tuesday for monday story. 28 Februari 2017 #sekolahputridarulistiqamah #onedayonepost

NO MORE EXCUSE!

Menjadi begitu bersemangat lalu kemudian redup dan semangat lagi untuk menulis, kamu pernah? Haish, di ODOP…saya dan teman-teman pernah.  Mari abaikan bagian pembuka yang jelek itu. Saya sungguh cuma mau menulis hal mengharukan semalam yang terjadi di rumah ODOP_saya ajah sih mungkin yang bilang mengharukan. Jadi ceritanya, dalam riuh rendah obrolan kami di rumah, mba Wiwid bunda admin   yang welas asih lempar pertanyaan; apa kendala kami dalam menuhin tantangan setiap minggunya? Dari pertanyaan itu, kemudian mengalirlah cerita-cerita, pertanyaan-pertanyaan baru dan alasan kenapa teman-teman semangat menulisnya jadi redup lengkap kemudian dengan kesimpulan dan janji: No More Excuse dan Saling menyemangati selalu. Agar semuanya setia melahirkan tulisan-tulisan, apapun kesibukan kita. Utamanya menyelesaikan tantangan. Toh kita memang ada di ODOP biar jadi keluarga penulis yang bermanfaat insya Allah. Menebar kebaikan lewat tulisan agar jadi pahala hingga surga. Allahumma

Berjanjilah, Pak!

Pada langkahmu yang makin memelan, telah tuntas semua angan yang hanya ingin kuselesaikan bersamamu saja. Pada helai-helai putih rambutmu aku sungguh berharap kau akan terus ada Membersamaiku selamanya sebagai perempuan kecilmu Yang bisa kuganggu, kucubit dan kupukul setiap  kali melewatimu yang sedang membaca Dengan kacamata melorot di hidung besarmu.  Pada waktumu yang akan Dia rampungkan, Aku sungguh ingin kau tetap ada, selalu ada bahkan jika aku  tak mengurusmu dengan baik. Selalu hidup bahkan meski kuhidangkan kopi dengan wajah malas. Hidupmu adalah doaku Meski kutahu musim memang pasti silih berganti, daun-daun  menua, kering lalu lepas, luruh dan habis di tanah  Tapi kau bukan daun gugur yang punya pengganti. Dadaku mungkin saja berdarah, tapi kekasihmu bernanah. Mengais suara dimintaNya mengambilnya juga. Hidup menjadi paling hujan dan rinduku adalah badai yang menggulung Sementara doa-doaku merapuh dan harus terganti Kepada kau  laki-laki pertamaku Yang me

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t

Allah Itu, Kawan...(II)

Selasa adalah salah satu hari belajar mengaji bersama dengan Haanun dan ibunya. Karena seminggu tidak ada kontak dan saya absen di jadwal belajar kami karena sakit, si ibu mengaji dengan semangat. Beliau mengaji hingga lima lembar kurang satu halaman. Saat menyeksamai setiap bacaan beliau, Allahu…saya berkali harus memujiNya. Mensyukuri kasih sayangNya. Andai saja saya yang mengaji sendiri akan sedikit kemungkinan saya akan meresapi apa yang Allah sampaikan dalam kalamNya itu dengan baik. Beliau mengaji akhir juz satu dan beberapa lembar awal juz dua, masih surah Al-Baqarah maka tentu siapapun akan tahu ada banyak ayat-ayat populer dan bisa diterjemahkan dengan mudah pada surah tersebut.  Di akhir pertemuan, kami menyempatkan untuk membahas dan sharing sebentar tentang beberapa ayat-ayat indah tersebut yang satu di antaranya terulang hingga beberapa kali. Kami sharing dengan pendekatan yang sederhana dan tidak sistematis, sesederhana pemahaman agama kami yang masih se

Allah Itu, Kawan...(I)

Kehidupan ini, entah bagaimana Allah begitu selalu mampu membuat kita takjub karenanya. Ada banyak hal yang tak tertebak, lalu kuasaNya bekerja dengan sempurna. Seperti hari ini, hari yang begitu hebat. Bukan karena parfum dan lima macam jualanku yang lainnya senantiasa menjadi kran rezeki yang deras, tapi anugerah yang jauh lebih harus kusyukuri daripada itu. Pagi gelap, saat sedang meje membangunkan teman-teman   kutubers untuk tahajjud, saya menyempatkan masuk dalam grup   menulis; ODOP BATCH 3, membaca beberapa chat teman-teman yang tak sempat kuikuti. Selalu sama, riang rasanya tiap kali berkunjung di situ. Ada keakraban yang hangat padahal tak pernah ada yang kutemui secara langsung face to face. Saat sedang membaca, kudapati satu kabar bahagia dari mba Dewie Dean; Mba senior nan inspiratif yang mukim di negeri jiran. Beliau mengabari kalau draft kasar yang pernah dikirim ke penerbit mayor akhirnya diterima. Non fiksi dan penerbit mayor…its rock, masya Allah! Pagi

Tips Melawan Big Break

Akhirnya saya menulis tantangan ODOP ini; BIG BREAK (entah tantangan pekan ke berapa, lupa) Apa sih big break itu?   big break yang akan saya bahas di sini bukan tentang British Game Show yang seru itu, tapi yang merupakan sebuah istilah di dunia kepenulisan. Jika diartikan perkata, big break artinya istirahat yang besar. Tapi dalam dunia kepenulisan, big break artinya adalah istirahat yang lama dari dunia tulis menulis a.k.a tidak menghasilkan satu pun tulisan dalam waktu yang lama. Entah dengan berbagai alasan atau hanya tidak ingin sama sekali . Mengenai big break, ada beberapa orang yang memang betul-betul tak pernah menulis satu tulisan pun dan sebagian besar lainnya, ada yang dulunya aktif menghasilkan karya, menulis untuk media cetak, media elektronik atau blog lalu kemudian berhenti sama sekali dalam rentang waktu yang lama dan hanya menulis status-status pendek di media sosial. Berbulan-bulan hingga bertahun. Hiatus yang panjang, hidup yang setengah mati. Term