Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Sumiati; Hantu Dari Masa ke Masa (Urban Legend)

"Bapak, pernah dengar cerita tentang hantu Sumiati, Pak?" tanyaku membuyarkan fokus bapak yang sedang menonton berita malam.  Mungkin memang terlambat, harusnya sudah dari kemarin-kemarin kutanyakan pada bapak  soalan Sumiati itu. Hantu perempuan yang sangat terkenal se Sulawesi dari kecilku hingga sekarang. Hantu Makassar yang akan kujadikan tulisan urban legend ku. Dan setelah kutanyakan itu pada bapak, maka mengalirlah cerita-cerita seram tahun tujuh puluhan dari bapak dan mama yang ikut nimbrung. Salah satunya tentang dia... Saat itu sekitar tahun tujuh lima, bapak masih kuat dan menjadi mandor pembangunan Kampus Tamalanrea (kampus Unhas). Di sekitar kampus masih area hutan. Jika malam hari, sering terdengar suara-suara aneh dari arah bengkel tua di pinggir hutan dekat lokasi pembangunan kampus. Tentang hantu Sumiati, bapak tidak pernah mendengar dengan baik saat anggota pekerjanya membicarakan tentang perempuan gentayangan itu, karena bapak tipe orang yan

Kenangan

                     Tahun 2003, di sebuah sekolah madrasah bertingkat  yang belum sempurna rampung. Tangga dan lantai yang masih sekedar semen dan pasir yang belum halus, yang jika diinjak akan menerbangkan debu, apalagi jika anak-anak sekolahan; termasuk aku, berlari berkejaran mengelilingi koridor sekolah, sepatu menjadi berwarna abu meski kilap sebelum berangkat dan yang memakai sendal nampak seperti anak jalanan yang nyasar bermain di pelataran sekolah sebab pakaian dan sendalnya tak menunjukkan ciri "anak sekolahan", pakaian seragam lebih cepat kotor dan udara yang menguarkan aroma tanah dan kapur. Tapi di masa itu, siapa pula dari kami yang peduli untuk protes kepada guru-guru tentang sekolah yang sebenarnya belum layak digunakan itu?  Di masa itu, aku tak pernah melihat satu pun orang tua dari kawan-kawanku yang datang menuntut pihak sekolah untuk merampungkan pembangunan tempat anaknya mereguk ilmu dan melewati satu fase pentingnya itu. Tak pernah ada, seba

Marah yang Setan

Apa yang biasa kau lakukan saat sedang marah? Marah yang terlalu. Dadamu rasanya mau pecah. Kau ingin teriak dengan keras, menyumpah serapahi dia yang membangunkan sisi setanmu yang hina. Tapi semakin kau berteriak hingga lehermu rasanya perih, menyumpah, mengutuk dan melempar apa saja di sekitarmu... Kau tahu, kau hanya ingin menafikkan kesalahanmu juga. Dan kau benci menjadi dirimu yang begini. 170117

Seusia Napasku

SEUSIA NAPASKU   Aku ingin meminjammu pada Tuhan seusia napasku untuk kujadikan teman terakhir yang kuajak bicara sebelum lelap. Yang menjadi tubuh yang kupeluk hangat di suatu shubuh lalu akan kubelai rambutmu dengan lembut, kubisikkanmu tentang cinta yang lebih abadi Membangunkanmu bertemu Tuhan. Kita adalah satu mata yang berjanji akan saling menatap tak ada yang lain selain kita Telah kita lipat rindu yang berserakan dari sepanjang siang yang merentang jarak Karena kau dan aku harus berpeluh untuk hal yang bukan tentang kita. Tapi laku-laku yang menjadi setapak menuju surga. Bersama berjalan, beriring setia dengan rupa pendar cahaya. ; diharapkannya seperti itu, sepenuh doa, sebanyak usaha dan lelah. Mungkin juga marah, meski. Kau adalah duniaku Yang ingin kucintai seusia napasku, Setabah tubuhku. Hanya kau, cinta dari detak detik demi detikku. Hikmah Ali_ Sebuah malam di food court SPIDI (dalam mengenang kamu saja) 28 Desember 20

Ke Rumah Mertua

Tadi pagi main ke rumah mertua di Gowa, terus sorenya ke rumah sodara sampai jelang maghrib. Mumpung suami dapat izin, Oofa masih libur sehari, saya shift malam dan Allah izinkan silaturrahim beberapa jam. Ketemu mama bapak mertua yang perhatian sekali, main sama adek ipar yang masih sembilan bulanan; masih lagi lucu-lucunya. Ketemu kakak Herni dan bejibun krucil-krucilnya...cukuplah itu kusebut bahagia. Meski maunya nginap, maunya lebih lama, maunya bisa menghabiskan waktu disana tanpa harus ingat kalau ada tumpukan amanah yang menunggu. Tapi itu maunya kami...  Maunya Allah, kami balik lagi ke rumah di Maros. Terus saya segera siap-siap ke tempat kerja. And here i am now... No matter what, i love this place so much. Sekolah Putri Darul Istiqamah Ahad, 15 Januari 2017 _ 00.09 #OneDayOnePost

Rumah Al-Walid Kita

Itu gambar rumah Al Walid kita, ustad Arif Marzuki Hasan. Bapak pesantren Darul Istiqamah. Iyya, seperti itu. Banyak di antara kita pasti tidak tahu tentang hal ini. Rumah beliau sekeluarga ada di area pegunungan. Mungkin rumah persinggahan jika tiba masa liburan bersama puluhan cucu  eh, atau sudah ratusankah cucu cicit beliau? BarakalLlahu fiihim... Yang pernah liburan ke tempat-tempat seperti itu, pasti tahu bagaimana rasanya berada di tempat yang tidak ada alasan untuk tidak takjub pada hebat dan sempurnanya kekuasaan Allah SWT, sang pencipta yang Maha Keren. Hijaunya alam, hamparan sawah yang ditata sedemikan rupa, bentangan langit yang menakjubkan, gunung-gunung yang kokoh berdiri tegak menjadi pasak bumi. Bersih, sejuk, udara segar, kelegaan, dan  diri merasa di dunia ini semuanya hanyalah kebaikan, kebahagiaan dan kepatuhan pada Allah. Ah, berada di area pegunungan selalu berhasil menghadirkan perasaan istimewa, bukankah begitu, kawan? :) Tadi pagi, saat

Selamat Kita...

Assalamualaikum, kamu... Tepat hari ini, tanggal dan bulan ini, kita berwalimatul Ursy. Di lima tahun yang lalu, sayangku. 01 Januari 2012. AlhamduliLlah karena kita akhirnya bisa sampai di hari ini, masih bersama, masih saling mencintai meski dalam banyak riak yang kadang menggoyahkan niat kita. Menikah lalu saling mencintai karena Allah, hingga nanti, hingga mati. Tapi dirimu adalah imam yang shaleh. Riak-riak itu tak pernah menjadi badai yang menghantam kokohnya bahtera kita karena Allah, sebab kau selalu mengembalikan semuanya pada Tuhan kita, Allah yang Maha Segala. Itu yang aku tahu tentangmu, cinta. Soalan akhirat kau akan kokoh dengan dalilNya, hingga aku menyerah dan tersenyum bodoh padamu. Sedang soalan dunia, kau selalu lebih memilih mengalah, membiarkanku merasa menang lalu kusadari dewasamu. Dan bertambahlah sayangku. Sedang aku, perempuanmu ini...entahlah. Semoga dirimu tabah untuk tualang-tualang panjang bersamaku. Rasanya Allah begitu amat baik