Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Gelebah dari Setan I

Tentang Takdir, kau takkan pernah bisa menebak. Ia rahasiaNya, serupa kotak pandora yang beraroma magis.  Lihatlah aku yang terperangah bernanah di simpang jalan ini takjub bahwa aku bukan lagi diriku. Sebab sudah mengengkau. Maka menetap aku. dengan darah, dengan air mata. Meski. Maka duhai Tuhan, taatkan rasaku pada janjiMu. bukan derana atas nafsuku. _____ "Perjalanan ini  berat. Keputusan ini pelan-pelan melumatku. Aku sungguh takut jikalau perasaanku menjadi tuhan." " Kamu kuat, Raa!ini jalan yang kamu pilih sendiri."  "Aku hanya mengatakan ini berat, La. Tapi aku akan bertahan, kamu tahu itu. Aku hanya butuh kawan untuk mendengarku. Entahlah. Aku mungkin hanya butuh piknik." perempuan itu mendesah kecil. Binar matanya hilang. Gelas ditangannya pasrah dipandangi saja. "Nah, betul itu, Raa! sudah ada yang mengurusnya selain kamu. Mintalah izinnya barang sehari dua hari. Kita bisa piknik kemanapun kamu mau. Setidaknya

Teruntuk Kamu, Re. Dhiah, Nu, juga kamu, Rima.

Assalamualaikum, Kawan... Sudah sampaikah kalian pada rumah tempat pulang yang nyaman? Sudah sampaikah kalian di tempat yang tak ada saudari seburuk diriku? Sesungguhnya aku malu. Maafkan. Sungguh maafkan. Sebab  khianat pada janji dan mauku sendiri. Di perjumpaan kemarin, kutahu kalian kembali demi potongan-potongan kenangan masa remaja kita di sini. Menghirup aroma tanah yang pernah kita tapaki dengan langkah yang sama, sejenak duduk, sesekali berkeliling, berputar-putar saja. Menyapa pepohonan yang menjadi saksi cerita-cerita kita dulu. Di sini. Memutus sejenak hal-hal dari masa kini. Hanya untuk pulang. Bukankah tabiat masa lalu memang demikian? Meski jauh sudah kita pergi, dia akan memanggil untuk disapa. Menuliskan ini sesungguhnya aku malu. Malu sekali, Re, Dhiah, Nu, Rima... Aku ingin menyebut bahwa kalian datang karena aku, meski bukan. Dan lihatlah, begitu inginku, tapi bahkan tidak kulayani kalian selaiaknya kawan yang lama tak berjumpa. Bukankah seharusnya kita du

Keentahan Yang Nyata

Mauku, maumu, maunya dan mau mereka berbeda. Kita semua punya mau, tapi beda. Kuharap kamu mengerti, diri. Pada kata-kata yang berserakan, pada tawa dan air mata dari dunia sana, Kamu akhirnya mengerti, bukan? Maumu hanya uang yang banyak, Lalu lunas semua piutang yang bukan olehmu. Tapi menjadi bebanmu. Ini memang keentahan yang nyata. Maunya hanya sembuh. Sembuh dari sakit yang merampas waktu-waktu bersantainya. Sembuh dari sakit yang menelan dengan tega kuat segarnya. Lalu memaksanya selalu bahagia, lalu pura-pura bahagia. Hingga pelan-pelan memang harus bahagia jika tak ingin disangka hidup tapi mati. Mau mereka hanya sebuah rumah, sebuah ruang tempat pulang yang nyaman, sebuah alamat tempat menuju segala rasa. Terserah, asal sebuah rumah. Lalu tualang-tualang panjang dimulai dan berakhirnya entah dimana juga kapan. Sesungguh entah. Hidup hanya tentang bermimpi saja, berbuat saja, berharap saja, lalu berdoa tak putus-putus. Meminta kasihNya tak henti-henti. Demik

Berani Nikah Muda?

AlhamduliLlah...Finally, Deek^^ بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ... Hari ini sah sudah kamu jadi istri orang, Dek^^ Delapan belas tahun umurmu, lelakimu sembilan belas tahun. Ah masya Allah, Dekku... Segala doa kebaikan, segala hal yang membuat Allah ridha, semoga kalian peroleh dalam rumah tanggamu, Dek. Tanpa pacaran, proses yang kurang dari seminggu, tak muluk-muluk, maka semoga itu sudah menjadi pertanda keberkahan hidup yang Allah beri untukmu, juga suamimu. Fitriani Ali dan Mufassir. BarakaLlah BarakaLlah BarakaLlahulak wa baraka alayk wajama'a baynakumaa fii khyar... Selamat menempuh kehidupan yang lebih berwarna. Selamat menjadi kawan yang saling berbagi apa saja. Selamat menghebat bersama :) Semoga terjaga hafalan kalian, duhai pasangan hafidz hafidzah... Selamat berbahagia! *Ttii, kk Ima ngaplot foto ini saja yaah...yang tanpa editan sama sekali. Karena aslinyaa, Yayangmu lebih suka^^ Kamu menang telak! Lebih cantik dari

Paket Kaya

"Wah, cantik sekali outermu, Taa!" "Iyya, mama yang belikan kemarin. Mama yang pilihkan." "Harganya berapa? Pasti mahal yah? Bahannya bagus ginii" "Gak kok biasa ajah, Na" Tita memegang kerah outer barunya, ketahuan kalau dia juga tidak tahu berapa harga outer yang dibelikan mamanya. Setelah melihat, dia buru-buru mencabut label harganya. "Wah wah...ini mah sejuta namanya, Taa! Ini merk terkenal!" Dede yang dari tadi diam dan hanya memerhatikan percakapan Tita dan Nena tiba-tiba nimbrung setelah mengambil label harga yang dibuang Tita di kolong ranjang. " sejuta? Emang itu merk apa, De?" "Ini merk fashion artis, Na...Liat nih merknya! Waahh keren mamamu, Taa! "Kamu lebay, De! Ini cuman 976 ribu, gak sampe sejuta kali." "Yeayy kurang 24 ribu doang jugaa, itu sudah sejuta namanya, Taa! "Aku gak ngerti merk-merk fashion. Baju paling mahalku cuman 235 ribu yang kubeli di pasar rakyat. Tapi bener

Satu Hal yang Bisa Kamu Lakukan Kalau Tak Punya Ide Menulis

Kemarin aku menulis tentang ibu peri dan gadis bergaun renda-renda. Tulisan paling membosankan dan paling tidak meyakinkan di antara semua tulisan sederhanaku. Maka setelah dua halaman dan tak juga bertemu ending, aku berhenti. Dan sekarang, saat sebentar lagi berganti hari dan mataku sudah bersisa beberapa watt saja sementara belum ada anakku yang lahir dua hari ini, aku akan menuliskan iniii; hal-hal kecil yang menyenangkan (bagiku)^^ 1. Membaca. Aku bisa seharian tidak makan, tapi tidak dengan membaca. Baca apa saja, buku ataupun dengan inet. Me time yang sempurna, even cuma beberapa jenak saja. 2. Liat orang ketawa dari jauh. Apa yang lebih membahagiakan daripada melihat orang lain berbahagia? Apa lagi jika sampai kudapati matanya yang berbinar-binar tertawa, hingga berair, hingga merah pipinya. Aiih itu menyenangkan sekali! Bahkan meski tidak kutahu alasan kenapa mereka tertawa. Hahhah menyenangkan saja^^ 3. Mencium aroma harum tanah basah. Aiihh amboiii itu melegakan sekali!

Laku-Laku Manusia (Kita)

Ada yang hidup tapi mati. Segalanya menjadi tak berarti. Semisal daun yang menua entah di detik kapan, lalu habis mencium tanah. Tak ada yang peduli. Laku-laku hanya seperihal dongeng yang tak lagi laku di zaman seperti sekarang. Doa-doa beku di ujung lidah, tak lagi pantas untuk disuarakan. Atau tak lagi ingat cara menyuarakan. Entah. Kemanalah disimpan janji suci itu? Saat tulang dan daging baru bersatu, Ruh ditiupkan, Dititip pada rumah paling aman, paling nyaman. : untuk patuh pada Tuhan saja, untuk hidup dan mati demi Dia saja. Manusia... Aku lupa, aku bagian dari mereka juga tak patuh pada janji, tak hidup demi Dia. Lupa cara berlaku yang baik Sabtu, 01 April 2017 Sekolah Putri Darul Istiqamah    #onedayonepost