"Bapak, pernah dengar cerita tentang
hantu Sumiati, Pak?" tanyaku membuyarkan fokus bapak yang sedang menonton
berita malam.
Mungkin memang terlambat, harusnya sudah dari
kemarin-kemarin kutanyakan pada bapak soalan Sumiati itu. Hantu perempuan
yang sangat terkenal se Sulawesi dari kecilku hingga sekarang. Hantu Makassar
yang akan kujadikan tulisan urban legend ku.
Dan setelah kutanyakan itu pada bapak, maka
mengalirlah cerita-cerita seram tahun tujuh puluhan dari bapak dan mama yang
ikut nimbrung. Salah satunya tentang dia...
Saat itu sekitar tahun tujuh lima, bapak masih
kuat dan menjadi mandor pembangunan Kampus Tamalanrea (kampus Unhas). Di
sekitar kampus masih area hutan. Jika malam hari, sering terdengar suara-suara
aneh dari arah bengkel tua di pinggir hutan dekat lokasi pembangunan kampus. Tentang hantu Sumiati, bapak tidak pernah mendengar
dengan baik saat anggota pekerjanya membicarakan tentang perempuan gentayangan
itu, karena bapak tipe orang yang tidak mau bergabung dengan pembicaraan yang
tidak berguna.
Suatu siang, saat sedang beristirahat
"ayam" di tempat kerja, bapak setengah tidur setengah sadar, ada
perempuan yang sedang shalat di atas kepalanya. Bapak tidak menghiraukan
perempuan itu sampai si perempuan selesai shalat dan berbicara pada bapak yang
super pendiam tentang banyak hal.
Bapak tetap berbaring dan memejamkan mata
sementara si perempuan terus berbicara. Bapak tidak tahu bagaimana rupa
dan tidak ingat apa yang dia bicarakan, yang bapak ingat satu kalimat saat dia
mengenalkan dirinya.
"Saya ini namaku Sumiati..."
Setelah mengenalkan dirinya, bapak masih juga
belum ngeh dan perempuan itu terus saja berbicara tanpa meminta bapak membuka
mata. Tapi ternyata, di jam istirahat siang itu, ada kawan pekerja
bapak yang tidak beristirahat, dia melihat dan mendengar kejadian langsung itu.
Kawan bapak itu pun dengan ketakutan mencoba memberi kode pada bapak agar sadar
dan membuka mata.
Sang kawan menunjuk-nunjuk perempuan itu dengan
mulut yang dimiringkan. Dan entah, sejak saat itu, bibir kawan bapak tidak
pernah kembali lagi seperti semula. Miring seperti orang stroke sampai kemudian
meninggal.
Setelah kejadian tersebut, bapak akhirnya tahu
siapa hantu Sumiati itu dari kawan-kawan pekerjanya.
Sumiati adalah perempuan cantik asal Pinrang yang
bersuamikan seorang pelaut. Karena berwajah cantik, maka banyak laki-laki yang
masih mengincarnya.
Dan entah bagaimana kejadiannya, ketika suami
Sumiati pergi untuk melaut dalam waktu yang lama, Sumiati malang diperkosa laki-laki bejat hingga kemudian hamil. Karena
malu menanggung aib, akhirnya dia menggantung diri. Dan tersebarlah
cerita-cerita penampakan tentang hantu perempuan yang bergentayangan
mencari sang pemerkosa. Bahkan mencekik banyak laki-laki jahat yang dia temui.
Seperti urban-urban legend lainnya, cerita
tentang hantu Sumiati ini memiliki banyak versi, termasuk versi cerita kalau
setan pendendam ini melahirkan di dalam kubur, suara tangisan anak bayi konon
sering terdengar dari arah kuburannya. Dan cerita tentang penampakan perempuan
di kamar mandi dan koridor sekolah yang sepi, sedang berjalan dengan darah segar mengalir
dari selangkangan turun ke betisnya.
Kata bapak, di tahun itu, marak sekali cerita
penampakan setan tersebut. Beberapa di antaranya adalah cerita warga-warga desa
yang bertemu Sumiati di jalan saat malam hari kemudian dibawa ke
"rumahnya" bertamu, menginap bersama kemudian pagi baru tersadar kalau yang mereka tempati tidur adalah gundukan tanah kuburan.
*****
Tahun 2003, saat sekolah bertingkat itu belum
rampung pembangunannya, dengan lantai yang masih sekedar semen dan pasir,
berdebu, membuat sepatu dan pakaian seragam lebih cepat kotor dan berbau. Serta udara yang
beraroma tanah dan kapur, dan di sudut- sudut sekolah nampak tumpukan alat dan
bahan bangunan,
Sumiati; perempuan yang menggantung dirinya sendiri saat hamil
setelah diperkosa, ternyata juga bergentayangan di sekolah itu. Di sekolahku.
"Jangan masuk di kamar mandi itu, di dalam
situ Sumiati pernah muncul penuh darah, rambut panjang yang awut-awutan dan mata
merah yang melotot saat si Rina sedang buang air, hiih ngerii..." Kata
Risna menakutiku dengan ekspresi menjengkelkan ketika kukatakan niatku untuk
buang hajat di kamar mandi.
"Lagi pula, apa kau tak takut jika
tiba-tiba tangan Sumiati muncul menarik kakimu? Atau dia muncul dari dalam bak
air dengan wajah menjijikkan di hadapanmu?Oh Tuhaaan...lebih baik aku pipis
celana saja daripada harus masuk di kamar mandi angker itu, Nining!" Risna
masih saja menyambung ceritanya, tidak kasihan melihatku yang sudah bergerak
tidak karuan menahan agar pipisku tidak keluar di celana. .
"Hush! jangan sebut namanya dengan jelas,
Risna! nanti dia mendengar dan mengikutimu kemanapun...huahhh itu menyeramkan
sekali tauk!" Tegur Halimah mengingatkan, mengerut memegang lengan Risna
kencang-kencang. Duh, siapa pula yang mau dikawal dengan hantu perempuan jelek?
Risna dan Hasni sudah meninggalkanku dengan
jahatnya tanpa mau menemani barang sebentar saja. Aku bertambah merasa nelangsa,
pipisku rasanya sebentar lagi benar-benar akan keluar. Aku sudah tak tahan dan
membayangkan bahwa akan masuk kelas dengan rok basah berbau pesing akan sangat
memalukan. .
Demi membayangkan itu, kurapal semua doa yang
sudah diajarkan ibu guru agama, menghapus air mata yang ternyata sudah keluar
sedikit, lalu pelan-pelan melangkah ke area kamar mandi. Toh ,ada banyak
kawan-kawan yang masih berlalu lalang, sekolah sedang ramai-ramainya karena
masih jam istirahat.
Aku sudah berdiri di depan kamar mandi, masih
dengan ketakutan tentu. Kulongokkan kepala ke dalam, yang kulihat hanyalah
cahaya kamar mandi yang remang-remang karena memang hanya dipasangi beberapa
lampu kuning dan bau cat dan debu yang ditangkap hidungku. Kamar mandi ini
memang amat sangat jarang digunakan. Padahal pernah sekali waktu, saat menemani
kawan buang hajat di dalam sana, baru kutahu kalau kamar mandi ini tidak
hanya punya satu dua bilik, tapi tujuh bilik. Mungkin akan nampak wah jika saja
bersih, terang dan tak ada cerita-cerita seram tentang penampakan hantu Sumiati
yang bergentayangan mencari pelaku pemerkosanya itu. Ahh, kenapa pula dia harus
mampir ke sekolahku siih!
Setelah melongok ke dalam, melangkah perlahan ke
salah satu bilik dengan air mata yang mulai menetes dan rutukan terhadap dua
sahabat jahatku itu, kubuka pintu dan yang kudapati adalah lantai kotor
karena beberapa bekas sepatu yang tak disiram, timba yang tergeletak begitu
saja di samping kloset serta air setengah dari baskom biru dengan warna yang
mulai pudar.
Baru saja hendak berjongkok, dari bilik sebelah,
kudengar suara kran air terbuka dan timba yang sengaja dipukul-pukulkan ke
lantai. Aku membeku di tempat, karena selanjutnya yang kudengar adalah suara
tangisan anak bayi diselingi suara perempuan yang juga menangis tersedu.
Kubanting pintu, berlari keluar dengan jeritan
super kencang. Peduli setan kalau akhirnya yang terjadi adalah hingga tamat SD,
aku masih saja dikenal dengan sebutan "Nining, Si Bau Pesing"
23. 21_ malam Jum'at, 26 Januari 2017_ asrama.
#urbanlegend
#onedayonepost
Comments
Post a Comment