Assalamualaikum, rumahku...
Apa kabar? masih dengan status "hidup ndak, mati ogah" yah, rumah? heheh iyya... i need you but always forget you yah. Sini peluk rumahku diriku bukuku!
Eniwei, alhamdulillah, syukur yang dalam nan tulus karena Allah masih berikan kita kesempatan hidup sehat dalam keadaan masih muslim untuk ketemu Ramadhan ini; bulan penuh cinta paling hidup.
Dear, rumahku. Temani saya ngobrol bout two choices yang lagi riuh pisah di kepalaku sendiri yah, here we go bismillah.
Em, diskusi bout being a full mom at home atau being a working mom adalah topik yang menurutku ndak pernah etis buat didebatkan mana yang paling mengambil peran termulia sebagai ibu dan mana yang 'ibu setengah mulia karena kerja di luar rumah' atau malah menjadi 'ibu kolot tidak terpelajar karena di rumah saja ngurus urusan dapur kasur', semua tergantung niat, kualitas diri dan keridhaan anak suami menurutku.
Lets see the world, ada banyak ibu full time di rumah yang karena cinta berhasil mencetak anak cerdas, sehat, mandiri dan berakhlak. Begitu pun pada ibu pekerja di luar rumah, tidak terhitung banyaknya yang karena mereka juga mencintai peran sebagai orangtua, mereka berhasil mencetak anak cerdas, sehat, mandiri dan berakhlak. Karena ketika bicara 'mencintai peran sebagai ibu', kita tidak pernah bisa mengkotak-kotakkan mana 'ibu sejati mana ibu setengah ibu' dari satu dari dua kondisi yang dipilih oleh seorang ibu.
Begitu pun sebaliknya, ada banyak kasus anak gagal didikan a.k.a terkena kasus ini itu, adalah dari ibu full at home atau pun working mom. No judgement both of them, karena semua kembali dari niat, usaha dan bantuan Allah semata.
Iniiii kenapa bahasannya malah beginiii yaah... hhahhah intinya adalaah
Sejak dulu saya tahu kecintaanku; belajar, mengajar dan bertemu dengan banyak orang. Lalu being a part di dua boarding putri pesantrenku memberi ruang buat saya menjalani kecintaan itu. Bukan, bukan karena seperti yang dikatakan seorang buibu kepada saya bahwa istri yang keluar rumah itu karena mengejar karir, halooo mindset itu terlalu sempit dan kerdil buuu! Inginnya kubilang begitu sama si buibu tersebut saat bilang begitu, tapi i know; persepsi/opini/pandangan seseorang terbentuk berlandaskan latar belakang pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman. Jadi, yasudahlah... setidaknya saya paling tahu bahwa what i do is what i love, its my self, my world. Lagi pula, jenjang karir apa yang bisa kukejar dari pekerjaan sebagai guru ngaji santri boarding wkkwkw... nothing! its just because i love that world, just it.
Laluu, efek resign tahun lalu yang awalnya berat sangat tapi akhirnya membuat saya semakin purna mencintai peran sebagai istri dan ummi yang keluar rumah kalau ada jadwal kuliah atau me time tipis-tipis sama buibu rempong geng Khansa. Intinya ndada jadwal tanggung jawab reguler untuk meninggalkan rumah selama beberapa bulan, dan akhirnya balik ngajar lagi karena dipanggil lagi dan ofkors atas ridha suami juga. Tapi setelah masa resign a.k.a istirahat beberapa bulan itu, saya menemukan Hikmah yang semakin mencintai dunianya. I really enjoy my life as a mom and a teacher karena waktu ngajar yang kupilih saat ditawari kembali adalah jam ngajar tersingkat dari yang lainnya. Sejam-an doang! Jadi rumah masih terhandle alhamdulillah.
Dan, tahun ini, masyaallah alhamdulillah dikasih kesempatan hamil. Sekarang masih status cuti, rencana habis Ramadhan balik ngajar dan beliau mulai ragu memberi izin kembali dengan pertimbangan: rezki baby yang hidup di rahimku sendiri adalah rezki yang sudah sejak lama kita tunggu, ayo jaga semaksimal kita, stay at home salah satu ikhtiarnya. Terlebih dengan warning dari bidan sejak awal bahwa kehamilan ini lemah, ofkors beliau tidak mau ambil resiko harus membiarkan saya pulang balek ngajar, even tempat ngajar itu dekat pisan dan waktu ngajar yang juga singkat, he still worried.
How about me? saya istri taat insyaallah, tapi masih terkenang bahwa ada banyak rekan guru yang hamil dan tetap ngajar, terus sehat masyaallah. Dan ngajar santri, ketemu banyak orang, duh its my life my love my world pasti ada sedihsedihnya kalo harus resign part II. Tapiii karena saya sudah announce kalo saya istri taat ehhmmm.. saya akan setia menunggu keputusan fnal beliau setelah istikharah nanti. I know its the best insyaallah.
Semoga Kanaa dan seluruh istri yang masih menunggu kesempatan ini segera disegerakan Allah juga.
______________________Sabtu, 13 Ramadhan 1440 H/
18 Mei 2019, 14.08
Comments
Post a Comment