Skip to main content

ODOP; Tempat Pulang dan Selamat Datang, Batch 4!




Bismillah.

Selamat malam dinding rumahku yang kelabu. Selamat malam anak-anakku yang kesepian. Random sekali yah kalian sebulanan terakhir ini… maafkan!

Anyway, saya habis jalan-jalan tadi pagi terus lanjut siang, terus lanjut lagi ba’da isya . Jalan-jalan lama di rumah teman odopers tersayang.  Jalan-jalannya sambil nyambi; kerja tugas negara, tugas kuliah dan ngontrolin adek-adek santri yang satu dua masih ke hammam. 

Daan huaah… seperti dejavu! Kapan terakhir kali saya jalan-jalan ke rumah mereka dengan rasa sayang dan rindu? Its like long time ago, saya kemana saja selama ini???

Habis jalan-jalan ke rumah mereka, karena masih berasa sangat rindu, saya datang ke rumah kami; rumah besar  ODOPers dan rumah pribadi ODOP 3, gelindingan dengan tenang, senyum-senyum sendiri, ketawa, teriak huah-wow-keren-masyaallah untuk kabar-kabar gembira yang baru saya tahu, mau bilang selamat udah basi ajah.

Aiihh ternyata rumah ituu memang selalu bikin rindu.

Menjadi jeda dari ritme kehidupan nyata yang subnallah. Hangatnya, ramah dan sayangnya dan kemudian saya terharuu… 


ODOP sungguhan sudah jadi rumah maya dengan atmosfer paling nyaman dan penuh sayang. Seberapa kalipun saya pergi keluyuran, jauh dan lama, saya tetap bisa ngerasain disayang setiap kali pulang, padahal mah nggak juga hahhahah. Mungkin karena memang semuanya sudah berasa saudara, pun tidak pernah ketemu kecuali sama si mungil Iput.

Dan saya takjub betapa kerennya para PJ ODOPers yang selalu sibuk mengurusi kami, membagi tugas jadi momod, pemateri, pemberi tantangan, terus ganti-ganti lakon dari saudara-mentor-sahabat-kamus-dokter-motivator dll. Para suhu di ODOP, entah bagiamana mereka dengan baiknya bisa jadi siapa saja buat kami dan ituu gratis! Tanpa bayaran sepeserpun dari siapapun dengan kadar sabar dan sayang yang saya takjubi.

ODOP, komunitas menulis pertama dan satu-satunya yang saya ikuti. Sometimes, kalau penasaran dengan komunitas menulis lain yang biasa teman odopers ceritakan, yang lebih dulu saya pertimbangkan adalah ‘bagaimana rasanya punya teman-teman baru? Apa mereka bisa nyaman dengan saya yang tipenya begini? Balabalabalabaaa’ dan saya berakhir dengan, sudahlah, ODOP cukup.

Kerdil sekali yah pemikiranku?

Huum, maafkan sajalah yah… saya juga berpikir seperti itu, then balik lagi, saya memang belum mau punya rumah baru. Saya harus paksa diri  buat istiqamah ODOP dan bukan TDOP atau malah OWOP.

Daaan….

Heiii selamat datang kawan-kawan baru ODOP Batch 4!!!
(riuh tepuk tangan, pelukan bersahabat, bermacam-macam kue dan es krim buat kalian semuaa!)

Selamat bergabung bersama kami di sini. Mari beristiqamah bersama, belajar dengan semangat dan happy, selamat menjalin persaudaraan dengan manis kepada sesama odopers dari berbagai daerah dan bahasa 😍😍

Semoga betah yah kalian!

Kalian tidak tahu betapa bahagia dan riang (dan nervousnya) kami saat pintu rumah bakal kami buka untuk kalian… dan setelah kalian masuk, sepenuh doa kami berharap kalian nyaman bersama kami di sini. Happyy yaahhh, ODOPers Batch 4^^

Psst, rahasia! PJ-PJ batch 4 keren-keren looh, brosis! Kalian beruntung double-double!!

Salam sayaaang!!
______

Kamis, 21 September 2017 II Home II 00.06
#onedayonepost

Comments

Popular posts from this blog

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t...

Kusimpan Dia di Sini

Dear my sweet home, Saya baru saja selesai ngobrol dengan laki-lakiku tentang hal baru yang ingin saya mulai. Mimpi baru. Cita-cita baru, ikhtiyar baru. : Jualan parfum original yang sehat, harga bersahabat dan yang paling penting adalah halal. Kenapa saya mau mulai mengikhtiyarkan usaha ini? adalah karena  sejak dulu, saya memang mencari produk parfum yang seperti itu. Yang sehat, halal dengan kualitas parfum original. Karena wangi saja tidak cukup, harus ada nilai yang tercium dari aroma parfum yang kita pakai. Tentang kualitas diri dan juga karakter. Dan saya berharap orang-orang juga berpikir demikian. Setelah mencari banyak informasi, searching, membaca testimoni, membaca artikel-artikel kesehatan tentang bahayanya ngasal pakai parfum, saya akhirnya memilih  brand parfum yang tepat dan sudah terkenal di enam benua, Parfum original dari Eropa, parfum dengan brand Federico Mahora , yang diproduksi bersama Perfand dan Drom  Fragrances, German. Saya join dengan bis...

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan lang...