Skip to main content

Dibuang Sayang; Odopers yang Meet Up Asik

Dan aku yang mupeng_envy.

Inii merekaa.... teman-teman odopers tersayang. Keluarga yang belum pernah ketemu (kecuali sama si mungil iput) tapi sudah memberi banyak ilmu. Menawarkan persaudaraan yang manis. Sahaja penuh sayang.

Terima kasih.
______

Pagi ini lagi cari satu foto buat teman puisi yang kutulis semalam. Mau dikirimin japri ke dia yang sudah pergi kerja,  berharapnya jadi mood booster di sela terima hafalan anak-anak hafidznya.

Dalil  Crazy Hikmah : ini salah satu cara merawat pernikahan, setelah hanya ngasih sarapan ala kadarnya, salim takzim dan lalalala. Dan sure, doa.

Abaikan.

Lagi bongkar-bongkar galerii, dan nemu mereka. Sepertinya sayang kalau tidak kusimpan di sini.  Setidaknya bisa lebih aman dari gangguan ponsel yang mulai sering hang kalau buka galerinya.


Cekidots👇👇

Saat mereka meet up di Kota Tua. Menyisakan envy buat odopers yang gak datang. Me-_-
Mas Ian, Kang Fery, Uncle Ik,_, Mba Cili, Mba Intan
_, Mba Dita, Mba Vinny, Iput manis, Mba Fitri.
Smart Faqih.
Mba Intan, mba Cili,_, mba Dita.
Dua bapak terkerennya odop; Kang Fery dan Ust. Ibnu Basyir
Uncle Don Juan, Mas Ian, Mba Denik, Gola Gong,_, Mba Vinny|| Hari lahirnya Love Pasta
Setelah pencarian ala2 kekasih yang saling kehilangan di Monas, akhirnyaa ketemu sama si cabe rawit😍😍

Bunda-Bunda Ketjeh; Bunda Santi dan Bun Tita
Joness Odop; Mba Estina, Mas Rouf, Mba Cili
Mitapnya duo cantik; Bunda Santi dan Mba Cili



Terima kasih untuk persaudaraan yang maya tapi nyata☺☺
Entah kapan, entah bisa, semoga ada meet up akbar odopers😄


Maros Pagi, Rabu 270917

Comments

Popular posts from this blog

Drama dalam Kepala Buibu

Assalamualaikum, rumahku... Apa kabar? masih dengan status "hidup ndak, mati ogah" yah, rumah? heheh iyya... i need you but always forget you yah. Sini peluk rumahku diriku bukuku! Eniwei, alhamdulillah, syukur yang dalam nan tulus karena Allah masih berikan kita kesempatan hidup sehat dalam keadaan masih muslim untuk ketemu Ramadhan ini; bulan penuh cinta paling hidup. Dear, rumahku. Temani saya ngobrol bout two choices yang lagi riuh pisah di kepalaku sendiri yah, here we go bismillah. Em, diskusi bout being a full mom at home atau being a working mom adalah topik yang menurutku ndak pernah etis  buat didebatkan mana yang paling mengambil peran termulia sebagai ibu dan mana yang 'ibu setengah mulia karena kerja di luar rumah' atau malah menjadi 'ibu kolot tidak terpelajar karena di rumah saja ngurus urusan dapur kasur', semua tergantung niat, kualitas diri dan keridhaan anak suami menurutku. Lets see the world, ada banyak ibu full time di

Kepada Dirimu, Hafsah.

Kepada dirimu, Ada waktu-waktu saat kita saling berbicara tentang kelu yang kita rasa bersama. Ada mata yang basah saat mengenang sedihnya menjadi perempuan seperti kita. Tapi itu dulu,  dua tiga tahun yang lalu. Kita sudah memilih berbahagia dengan banyak sekali cara, turut bergembira dan memeluk hangat, ketika kawan kita yang lebih dulu_ dan lagi-lagi_ diizinkan  Tuhan. Bukan kau atau aku. Kita sudah menyabarkan diri, memilih lebih percaya Tuhan Daripada sesak yang terus berlarut. Sesekali kembali basah, tapi tak mengapa membiarkannya  tumpah mungkin lebih baik Daripada berkarat hati dan runtuh kepercayaan padaNya, pada Tuhan yang lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Kau tahu?  Setiap kali aku ingin merutuki takdir, menangis sesegukan di ujung kasurku,  Saat setanku berbisik untuk mengutuk Tuhan, aku melihatmu. Duduk disampingku dengan mata sembab dan  luka yang lebih dibanding aku. Atau sekali waktu, kau datang dengan

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan langkah kaki santri-santri y