Skip to main content

Dear, Keluarga Manshur...



Selamat malam, Kita. 

Setiap kali berada di sini, rasanya hidup mudah sekali. Tidak ada beban, tidak ada tugas ini itu. Ini rumah tempat pulang, jeda dari ritme kehidupan yang selalunya berasa penuh padahal tidak juga. Tapi berada di  sini selalu melegakan. 

Rumah mertua.

Rumah sederhana di tengah kebun, jalanan becek jika musim penghujan dan berdebu jika kemarau, koneksi internet yang antara ada dan tiada, tidak ada tetangga dekat rumah_tetangga terdekat sekian puluh meter jarakny_ sendiri berdiri dengan gagah sekadarnya. Biasa saja, yang istimewa adalah bahwa aku menemukan keluarga. Sepasang orang tua yang menyayangi dengan baik, dengan sahaja.

Saat aqad lima tahun yang lalu, Tuhan memberiku kekasih, lengkap dengan rombongan keluarga yang penyayang. Dan aku tahu, aku beruntung.

_______

Terima kasih, Mama dan Bapak yang sudah merawat anak lelaki sahaja yang membersamaiku dengan sayang yang manis, yang menawarkan cinta karena Allah. Bukan nafsu.

Terima kasih, Kak Bayying dan Kak Bita yang sudah menjadi dua kakak ipar asik nan menyenangkan. Yang memberi banyak ilmu di sela renyah tawa dan canda. Kalian keren!
Terima kasih, adik-adik ipar. Kalian menambah daftar manusia-manusia kecil yang bisa kusayangi dengan seru; kutemani bermain, ngobrol, sekaligus kucereweti ini itu. Piss^^
Tante Mina dan keluarga; terima kasih untuk penerimaan kalian yang tidak wah tapi selalu menyentuh.



Dan dear kalian, Keluarga Manshur…                                              
Terima kasih banyak sudah baik sekali sebagai keluarga. Mama dan bapak yang merawatku sedari bayi tak pernah ragu membiarkan aku menjadi bagian dari kalian. Sungguh terima kasih.

Kamis, 28 September 2017 II Rumer II 21.46




Comments

Popular posts from this blog

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t...

Kusimpan Dia di Sini

Dear my sweet home, Saya baru saja selesai ngobrol dengan laki-lakiku tentang hal baru yang ingin saya mulai. Mimpi baru. Cita-cita baru, ikhtiyar baru. : Jualan parfum original yang sehat, harga bersahabat dan yang paling penting adalah halal. Kenapa saya mau mulai mengikhtiyarkan usaha ini? adalah karena  sejak dulu, saya memang mencari produk parfum yang seperti itu. Yang sehat, halal dengan kualitas parfum original. Karena wangi saja tidak cukup, harus ada nilai yang tercium dari aroma parfum yang kita pakai. Tentang kualitas diri dan juga karakter. Dan saya berharap orang-orang juga berpikir demikian. Setelah mencari banyak informasi, searching, membaca testimoni, membaca artikel-artikel kesehatan tentang bahayanya ngasal pakai parfum, saya akhirnya memilih  brand parfum yang tepat dan sudah terkenal di enam benua, Parfum original dari Eropa, parfum dengan brand Federico Mahora , yang diproduksi bersama Perfand dan Drom  Fragrances, German. Saya join dengan bis...

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan lang...