Skip to main content

Plong..

BismiLlah..

Selamat malam kamu,selamat apapun kalian disana..

Sekarang saya masih disini,di kantor SPIDI tempat sehari dalam seminggu saya ngantor;melayani para ortu santri-santriku tersayang.Selingan dari enam hari saya berstatus musyrifah di asrama.
I'm waiting ma man to pick me up,anyway.

Ehm,saya barusan selesai kerja tugas makalah kelompok matkul study Islam.Sudah saya kirim via email juga ke Pados.Syarat yang harus dipenuhin sebelum besok saya sama temanteman tampil buat presentasi.Rasanya happy,plong saja.Simply thing actually,tapi ini kasus yang berbeda.

 why?

Karena kemarin,di mata kuliah Sanggar sastra,saya sebagai ketua kelompok telat kirim tugas via email kepada Pados.Tugas yang harusnya saya kirim senin,saya kirim di hari selasa.Dan sure,T e r  t o l a k.Dan yang bikin saya lebih merasa nyess adalah karena saya baru tahu kalau tugas itu tidak diterima a.k.a tertolak tepat dihari mata kuliah itu berlangsung.Sure,kecewa sekali.Terlebih mungkin teman sekelompokku yang salah satunya sempat nyahut tepat di depanku "Ddehh,kayak terkucilkanki".
Bagaimana tidak?tugas puisi kelompok lain dibahas,diidentifikasi.Sementara tugas kami dinyatakan jelas-jelas di depan semua teman-teman sebagai satu-satunya yang tertolak.Dan saya marah.Hanya merasa harus marah,pada diriku yang selalu tidak becus hampir dalam semua hal yang harusnya kuhandle dengan baik dan pada Pados yang rese'(eh) plus sedikit kecewa,kepada ketua2 kelompok lain yang bilang kalau kelompok mereka juga belum kirim tugas karena tidak mengerti hendak diapakan tugas tersebut.Dan saya yang berotak simple dan dengan kelelahan yang sangat karena baru pulang kerja berpikir dengan begonya "okay,alhamduliLlah,besok saja saya kirim,toh kelompokku tidak sendirian terlambatnya,selamat istirahat Hikmah"

Dan jadilah semuanya menjadi petaka di hari itu.Semuanya karena bodoh dan malas yang dipelihara dengan baik-__-
Maka demikianlah ceritaku.Thats why, menyelesaikan makalah kali ini dan mengirimnya  tepat waktu rasanya melegakan sekali.Setidaknya semuanya sudah kuusahakan,semoga besok presentasi kami baikbaik saja.
Semoga.


A night here,management office.
sambil menunggu,sambil ngepopmie,begitu saja.


Comments

Popular posts from this blog

Drama dalam Kepala Buibu

Assalamualaikum, rumahku... Apa kabar? masih dengan status "hidup ndak, mati ogah" yah, rumah? heheh iyya... i need you but always forget you yah. Sini peluk rumahku diriku bukuku! Eniwei, alhamdulillah, syukur yang dalam nan tulus karena Allah masih berikan kita kesempatan hidup sehat dalam keadaan masih muslim untuk ketemu Ramadhan ini; bulan penuh cinta paling hidup. Dear, rumahku. Temani saya ngobrol bout two choices yang lagi riuh pisah di kepalaku sendiri yah, here we go bismillah. Em, diskusi bout being a full mom at home atau being a working mom adalah topik yang menurutku ndak pernah etis  buat didebatkan mana yang paling mengambil peran termulia sebagai ibu dan mana yang 'ibu setengah mulia karena kerja di luar rumah' atau malah menjadi 'ibu kolot tidak terpelajar karena di rumah saja ngurus urusan dapur kasur', semua tergantung niat, kualitas diri dan keridhaan anak suami menurutku. Lets see the world, ada banyak ibu full time di

Kepada Dirimu, Hafsah.

Kepada dirimu, Ada waktu-waktu saat kita saling berbicara tentang kelu yang kita rasa bersama. Ada mata yang basah saat mengenang sedihnya menjadi perempuan seperti kita. Tapi itu dulu,  dua tiga tahun yang lalu. Kita sudah memilih berbahagia dengan banyak sekali cara, turut bergembira dan memeluk hangat, ketika kawan kita yang lebih dulu_ dan lagi-lagi_ diizinkan  Tuhan. Bukan kau atau aku. Kita sudah menyabarkan diri, memilih lebih percaya Tuhan Daripada sesak yang terus berlarut. Sesekali kembali basah, tapi tak mengapa membiarkannya  tumpah mungkin lebih baik Daripada berkarat hati dan runtuh kepercayaan padaNya, pada Tuhan yang lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Kau tahu?  Setiap kali aku ingin merutuki takdir, menangis sesegukan di ujung kasurku,  Saat setanku berbisik untuk mengutuk Tuhan, aku melihatmu. Duduk disampingku dengan mata sembab dan  luka yang lebih dibanding aku. Atau sekali waktu, kau datang dengan

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan langkah kaki santri-santri y