dari dua induk yang disayangNya
indah sekali.
lalu mengepak sayap kecil terang.
Hari berlalu, tahun berganti dan kunang-kunang kecil tumbuh menyilaukan.
Tapi dua induk yang disayangNya merapuh,
mungkin dekatlah sudah waktunya pulang.
Lalu terjadilah prahara besar antar kunang;
tentang mahkota induk jantan untuk siapa. Sebab terlalu kilau untuk direlakan kepada siapa.
Ada angin berhembus darimana, entah.
separuh dari surga, separuh dari hembusan setan yang menggalau.
lupa bahwa induk belum mati,
tapi serapah busuk serupa comberan mulai tumpah,
saling memuntah.
Serupa kalajengking yang menusuk kejam,
membuang racun seenak saja pada wajah dua induk yang membantu mereka ada.
Lupalah sudah dimana dulu mereka mengepak, dibantu siapa.
Ah, begitulah memang dunia ini,hanya melulu tentang satu buah mahkota padahal ia duka sepanjang zaman.
Mungkin saja kutukan.
Setiap elemen hanya menunggu matahari terbit dari barat;
Mungkin saja kutukan.
Setiap elemen hanya menunggu matahari terbit dari barat;
meluluhlantakkan semua, menyumpal mulut penuh bisa.
Hanya untuk kemudian bertemu Tuhan;
sambil mereka tempat pulang,
: Surga atau neraka .
Setelah ceritamu yang miris, bukankah ini duka?
sebab tak berduka karena ini katamu adalah setan.
Kamar kita, Sabtu 22 Oktober 2016.
#OneDayOnePost
#tantangan3#4kata
Comments
Post a Comment