Skip to main content

Review Film The Blind Side (Drama Amerika 2009)




THE BLIND SIDE
Sutradara : John Lee Hancock
Produser : Broderick Johnson, Andrew Kosove, Gil Netter
Skenario : John Lee Hancock
Cerita : Michael Lewis
Pemeran : Sandra Bullock, Quinton Aaron, Tim McGraw, Jae Head, Kathy Bates
                                                               Durasi : 129 menit                          
Tanggal rilis : 20 November 2009
Negara : Amerika Serikat
________________
Heii… sudah pernah nonton film The Blind Side?
Film ini film yang sudah lama dirilis, tahun 2009. Tapi baru kunonton dua hari kemarin  setelah menjadi materi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Dan saya bisa bilang, this movie not  just a movie, this is a great movie, buddy!
The Blind Side, sebuah film keluarga yang setelah searching baru kutahu ternyata diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang pemain football Amerika terkenal. Sebuah kisah kerasnya perjalanan hidup seorang anak hitam, broken home, tunawisma, traumatis dan terkucilkan bernama Michael “Big Mike” Oher, pemain Baltimore Ravens di NFL yang bertubuh raksasa, dengan tinggi lebih 200 cm dan berat lebih 300 lbs yang diperankan oleh Quinton Aaron.
Lalu tentang Leigh Anne Tuohy yang diperankan oleh Sandra Bullock, seorang ibu rumah tangga kaya raya, mantan ketua cheerleader yang dengan tulus dan totally unique membantu Michael keluar dari kehidupannya yang abu-abu; suram tanpa harapan. 
Film ini sangat worth it buat ditonton karena sangat menginspirasi, film yang fokus pada permasalahan mental, pendidikan dan bagaimana sebuah kehangatan keluarga begitu mengambil banyak peran dalam membangun motivasi seorang anak. Dan film ini, yang tayang tanpa adegan kekerasan dan something like porno bagi saya sungguh keren, ada sesuatu yang begitu memikat dalam film ini bukan hanya sekadar karena Sandra Bullock bermain dengan world classnya dan memenangkan Oscar For Best Actress dalam perannya di film ini. 

Terkadang kamu tidak tahu mengapa kamu melakukan sesuatu. Jika karena keberanian, orang bodoh pun bisa memiliki keberanian, tapi kehormatan adalah alasan sebenarnya dibalik keputusanmu untuk melakukan sesuatu atau tidak.

Itu adalah sepenggalan kalimat yang saya ambil dalam tulisan Michael Oher yang dia tulis sebagai tugas terakhir demi mendapatkan nilai terbaik sebelum kelulusannya di sebuah sekolah swasta kristen; Wingate. Penggalan kalimat yang saat kudengar diucapkan oleh Michael, harus kupause dan kudengar ulang beberapa kali, its amazed me enough. Bagaimana seorang remaja traumatis dengan semua nasib gelapnya berhasil sampai pada pemahaman hidup sedemikian baik.

Synopsis The Blind Side :
Film ini dimulai dengan suasana permainan futbal yang menegangkan, karena ini review, jadi saya harus jujur kalau actually, saya tidak tertarik pada part awal demikian, karena yah, saya buta berbagai istilah olahraga futbal itu. Di menit-menit awal saya tidak menaruh perhatian lebih dan merasa biasa-biasa saja dengan film drama Amerika ini, terlebih karena film ini ditayangkan kental sekali dengan suasana jadulnya. Yang pertama kali membuat saya kemudian memilih fokus adalah ketika melihat sepasang mata si Big Mike ( Quinton Aaron)  saat berjalan di taman yang ramai oleh orang-orang yang sedang berolahraga. Sepasang mata yang kesepian, penuh luka dan sedih. 
Kemudian, tayangan Michael yang sedang berjalan berganti-ganti dengan adegan traumatis yang dilaluinya semasa kecil, saat dirinya diambil paksa oleh polisi. Pemerintahan mengambil alih pengasuhan Michael dan menjadikan statusnya sebagai anak negara. Michael yang berangkat dari keluarga kulit hitam miskin dengan ibu seorang pecandu narkoba dan ayah yang tidak bertanggung jawab menjadikannya sebagai anak yang tumbuh dengan kesepian. Terlebih ketika masa-masa itu, warga Amerika masih sangat berpikiran rasis sementara Michael seorang remaja keturunan Afrika Amerika, berkulit hitam gelap dengan tubuh yang terlalu besar dan sifat pendiamnya sehingga tidak memiliki banyak teman.

Michael kecil kemudian harus menghabiskan masa remajanya dengan berpindah dari rumah asuh yang satu ke rumah asuh yang lain. Kondisinya yang traumatis kemudian membuatnya selalu pergi meninggalkan rumah asuhnya tanpa pamit dengan bekal sehelai pakaian dan sapasang sepatu yang dia pakai.  Hingga suatu waktu, Michael dimasukkan ke sebuah sekolah swasta Kristen bersama anak dari pasangan pemilik bengkel kecil yang menampungnya sementara. 

Proses pendaftaran sekolah yang agak sulit sebab Michael tidak  memiliki catatan umur yang jelas, IQ yang hanya 80 dan ditambah dengan nilai-nilai mata pelajaran yang terlalu rendah. Cotton-lah, seorang pelatih futbal idealis di sekolah Kristen tersebut yang kemudian terus membujuk agar Big Mike diterima.

Kalian tidak menerimanya karena olahraga, kalian menerimanya karena memang itu adalah sebuah hal yang benar untuk dilakukan.


Itulah kalimat terakhir yang diucapkan oleh pelatih Cotton di hadapan rekan-rekannya saat meminta agar Michael Oher diterima. Dia menyinggung soal ketulusan sebagai umat kristiani. Lalu kemudian, bermula di situlah semua akhirnya pelan-pelan berubah. 
Michael yang bertemu SJ (Sean Junior), anak dari keluarga atlet, Sean Tuohy dan Leigh Anne Tuohy, seorang ibu kaya raya berkulit putih yang memberikan kasih sayang tulus kepada Mike, memberikan tempat tinggal, memberi motivasi, dukungan, kepercayaan, pelukan seorang ibu yang tidak pernah dirasakannya, dan menjadikan Mike sebagai anak angkat di keluarganya yang harmonis.
Sekolah, rumah dan keluarga menjadikan Mike yang broken home dan traumatis berani memiliki mimpi dan berani memperjuangkan mimpinya. Nilai akademisnya membaik dengan bantuan motivasi keluarga baru dan seorang tutor khusus untuk mengajarinya di rumah. Juga perubahan pendekatan cara mengajar guru-gurunya di sekolah yang menyadari bahwa sebenarnya Michael adalah anak yang cukup cerdas hanya saja butuh pendekatan yang berbeda. Skillnya dalam bermain futbal juga semakin mantap, dengan banyak latihan, Michael kemudian menjadi pemain yang sangat diperhitungkan dan dilirik banyak universitas terkenal yang menginginkannya menjadi atlet professional.
Film ini kemudian berakhir dengan cemerlangnya karir Michael Oher sebagai pemain futbal professional untuk universitas Ole Miss. Sebuah pilihan universitas yang awalnya harus membuat Michael duduk sebagai obyek penyidik pemerintahan Amerika.

Highly reccomended movie, Dude!!
Then enough. Saya gak tau ngereview jadi begini sajalah, yang penting tugas udah kekumpul sekaligus ngeODOP😁😁






Comments

Popular posts from this blog

Drama dalam Kepala Buibu

Assalamualaikum, rumahku... Apa kabar? masih dengan status "hidup ndak, mati ogah" yah, rumah? heheh iyya... i need you but always forget you yah. Sini peluk rumahku diriku bukuku! Eniwei, alhamdulillah, syukur yang dalam nan tulus karena Allah masih berikan kita kesempatan hidup sehat dalam keadaan masih muslim untuk ketemu Ramadhan ini; bulan penuh cinta paling hidup. Dear, rumahku. Temani saya ngobrol bout two choices yang lagi riuh pisah di kepalaku sendiri yah, here we go bismillah. Em, diskusi bout being a full mom at home atau being a working mom adalah topik yang menurutku ndak pernah etis  buat didebatkan mana yang paling mengambil peran termulia sebagai ibu dan mana yang 'ibu setengah mulia karena kerja di luar rumah' atau malah menjadi 'ibu kolot tidak terpelajar karena di rumah saja ngurus urusan dapur kasur', semua tergantung niat, kualitas diri dan keridhaan anak suami menurutku. Lets see the world, ada banyak ibu full time di

Kepada Dirimu, Hafsah.

Kepada dirimu, Ada waktu-waktu saat kita saling berbicara tentang kelu yang kita rasa bersama. Ada mata yang basah saat mengenang sedihnya menjadi perempuan seperti kita. Tapi itu dulu,  dua tiga tahun yang lalu. Kita sudah memilih berbahagia dengan banyak sekali cara, turut bergembira dan memeluk hangat, ketika kawan kita yang lebih dulu_ dan lagi-lagi_ diizinkan  Tuhan. Bukan kau atau aku. Kita sudah menyabarkan diri, memilih lebih percaya Tuhan Daripada sesak yang terus berlarut. Sesekali kembali basah, tapi tak mengapa membiarkannya  tumpah mungkin lebih baik Daripada berkarat hati dan runtuh kepercayaan padaNya, pada Tuhan yang lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Kau tahu?  Setiap kali aku ingin merutuki takdir, menangis sesegukan di ujung kasurku,  Saat setanku berbisik untuk mengutuk Tuhan, aku melihatmu. Duduk disampingku dengan mata sembab dan  luka yang lebih dibanding aku. Atau sekali waktu, kau datang dengan

Bagaimanakah Besarnya Cinta Allah Padamu, Sayang?

Hokeh, ini rumah keduaku. Tempat tumpah macam cerita, juga sampah-sampah. Meski sebenarnya saya selalu berharap ada sampah yang bisa kalian daur ulang di sini, dengan bentuk yang jauh lebih baik. Pemahaman yang baru. Hari ini alhamdulillah saya berkesempatan juga jenguk Alif di RS Wahidin Makassar. Dia masih di ICU, pasca operasi Senin (091017) kemarin dia sempat sadar sehari kemudian muntah-muntah, demam tinggi dan sampai sekarang matanya belum terbuka-buka. Tapi dia merespon alhamdulillah kalau kakinya dielus, ada gerakan kecil dan lemah. Juga begitu kalau badannya dimandi, mamanya bilang dia bersuara kalau dimandi, meskipun dengan suara yang sangat lemah dan singkat. Tapi itu sudah syukur sekali kata mamanya. Badannya panas, dua kaki kecilnya  membengkak entah kenapa. Ada beberapa selang  di tubuh kecil nan ringkihnya Alif. Satu di antaranya selang yang dipasang di bawah  kulit perut; kalau tidak salah iyyah begitu kata dokternya tadi, waktu kukira selang itu dipasang di lambung.