Mager. Kamu pernah? Sekodi jempol buat yang gak pernah mager. You rawks, Dude!
Saya mager. Sekarang. Malas gerak, like foolish, like loner. Tidak ada motivasi yang saya punya biar mau masuk kelas pagi ini. Pure lazy-stupid.
Padahal nyaris setengah jam saya cuman duduk sendirian di koridor kelas yang lagi berlangsung. Duduk bego tanpa mau ngapa-ngapain. Daan fix, saya absen hanya karena memelihara kebegoan ini. Mengacuhkan ajakan kawan yang baru datang, untuk masuk ke dalam kelas.
Ini first time begini. Biasanya, mager pun, saya pasti akan tetap masuk kelas. Mengikuti proses belajar bersama kawan-kawan yang lain, dalam apa pun bentuk moodku.
Tapi pagi ini beda. Begoku mungkin di poin maksimal.
_________
Yang di atas itu tulisan tadi pagi, pukul sepuluh-an lewat sedikit, berhenti di situ saja. Karena, setelah berbego-bego di koridor kelas sendirian, di mata kuliah kedua, saya memutuskan masuk mengikuti kawan yang baru datang dari tempat fotocopy. Saya memutuskan untuk meng-cut pure lazy-stupid itu.
Syukurlah, karena dua kelas selanjutnya, siang dan sore cukup menyenangkan. Meskipun pada kelas terakhir, di menit-menit awal saya sempat tertohok dan malu sebab tetiba ditunjuk langsung untuk mereview salah satu sub materi kelas minggu lalu dan saya malah gagap menjawab, tidak meyakinkan. Lalu karena itu, Pak dosen muda dengan frontal mengatakan di depan kelas bahwa saya jelas-jelas tidak mengulang materi yang sudah diajarkannya.
"Jelas, kamu tidak belajar!"
Tenggelamkan aku sekarang, Tuhan!
Tapi tidak, Tuhan tentu tidak menenggelamkanku, karena nyaris dua jam selanjutnya, senyum dan mata si pak dosen selalu dilemparkannya padaku.
Ck. Iya, begitulah memang caraku sejak dulu untuk memperbaiki perasaanku kalau sedang tidak nyaman; menyugesti atau menggeerkan diri sendiri. Maka demikianlah kuliah hari ini selesai. So far so good. Syukurlah bahwa bego maksimalku tidak berlama-lama.
Baiklah. Sekarang sudah pukul 22.09. Saya pamit. Saya dinas malam ini.
Rabu, 251017. Dorm. 22.09
Comments
Post a Comment