Pernikahan butuh Ilmu. Rumah tangga yang baik adalah rumah tangga pembelajar. Seperti cinta, pemahaman itu tidak datang serta merta setelah aqad nyaris lima tahun yang lalu. Hari-hari hanya kami lewati sekadarnya, dengan ilmu yang juga sekadarnya. Bahwa pernikahan demi ketaatan kepada Allah, keharmonisan rumah tangga, kebahagiaan orang tua dan da’wah bagi orang di sekitar kami. Sebab itu saja pernikahan ini kami jalani dengan sebaik-baiknya selama nyaris enam tahun. Saya memang sungguh bahagia sebab dinikahi dia yang shalih, tapi pernikahan ternyata bukan tentang rasa sedangkal itu saja, kami_ aku saja mungkin_ melupa suatu hal. Hari-hari terasa melesat cepat. Yang dulunya dia mengantar sampai gerbang sekolah, menemani mengambil rapor kenaikan kelas, sekarang berganti mengantar ke kampus kuliahan dan ke tempat kerja. Yang dulunya dia masih malu-malu mendekat, sekarang sangat lancar mengajak berdiskusi, menasehati dan membagi rasanya. Banyak hal yang sudah terjadi,
Selamat Datang di Rumah Keduaku. Tempat Pulang yang Nyaman. Pada Alamat Kebaikan. Semoga.