Kalaulah aku begitu amat aneh di matamu,
Cukup memusingkan meski hanya untuk kau ajak bicara baik-baik
Percayalah, aku selalu mendukungmu dengan segala sel-sel di kepalaku yang kecil ini.
Cukup memusingkan meski hanya untuk kau ajak bicara baik-baik
Percayalah, aku selalu mendukungmu dengan segala sel-sel di kepalaku yang kecil ini.
Tidak pernah ada hari yang seperti ini.
Yang begitu berat rasanya mengambil keputusan.
Pergi atau bertahan dengan duri yang kuhambur di kakimu yang membuatmu muntab.
menjadi dosaku lalu juga dosamu.
Sungguh, tidak pernah ada hari yang seperti ini.
Yang kebaikan menjadi alasan paling gasing, paling riuh, tak tahu mana yang terbaik.
Yang kebaikan menjadi alasan paling gasing, paling riuh, tak tahu mana yang terbaik.
Tidak ada. Tidak pernah ada hari yang seperti ini. Yang kudapati aku bergelut dengan keharusan memilih sebab keduanya adalah kebaikan.
Yang satu pincang, yang lain tak utuh.
Jikalau hari itu benar-benar tiba, dan pergi adalah yang terbaik.
Percayalah, aku pergi tidak dengan suka cita
Tapi air mata yang hujan
hati yang luka.
Dengan semua reka-reka
: akankah kau, kalian, mengingat aku yang pernah ada di sini?
Rabu, 01 Maret 2017
#onedayonepost
Comments
Post a Comment