Skip to main content

Review Tentang Kamu_ Tere Liye


  Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan I, Oktober 2016


Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah anugerah terbesar hidupku.
Cinta memang tak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.
Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena
sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan

_____

Sebuah kehormatan bisa mengenalmu, Sri Ningsih!

Buku terbaru Tere Liye ini akhirnya bisa kubaca juga, setelah berharap mendapatkannya lewat kuis di grup odop  dan gagal. Haish…nanti bikin kuis yang selevel sama otakku saja yah, Mba Mas odop^^

Buku ini ternyata bisa kubaca dari orang yang sangat dekat, santriku sendiri. Buku yang ternyata sudah dia punya sejak November karena ikut PO dan dapat tanda tangan langsung dari penulis super keren itu. 

(Jadi maafkan kekucelan bukunya, yah...sudah teroper2-oper ke banyak tangan. Sedih:( )

Buku ini sangat jauh dari ekspektasiku. Tentang Kamu, sebuah judul yang sangat romantic, hingga membayangkan bahwa buku ini semua tentang kisah cinta yang hebat dengan alur yang rumit dan tak terduga a la Tere Liye adalah sah-sah saja. Tapi setelah membacanya, membalik lembar demi lembar dengan perasaan yang bercampur aduk, saya salah besar!

Adalah Zaman Zulkarnaen, seorang junior associate di sebuah firma hukum di London yang namanya selalu disebut dengan penuh kehormatan, Belgrave Square. Lelaki usia tiga puluhan asal Indonesia dengan prinsip-prinsip hidup yang kokoh, atas dasar pekerjaan, harus menelusuri kehidupan seorang kliennya. Klien istimewa. Perempuan pemegang paspor Inggris, yang baru saja meninggal dan mewariskan kekayaan_yang bisa menyaingi kekayaan Ratu Inggris_ yang tidak jelas siapa calon penerima warisannya

Lima benua, tiga negara, banyak kota, berjuta luka. Zaman Zulkarnaen akhirnya memahami, kasus ini bukan sekedar tentang menuntaskan pekerjaan, memenuhi permintaan mendiang klien. Tapi perjalanan menelusuri kehidupan seorang klien dengan pengaplikasian prinsip-prinsip kuat di tengah kehidupan yang terlalu getir.

 Juz Pertama, Tentang Kesabaran. 1946-1960

Terima kasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Bapak, aku akhirnya memahaminya. Apakah sabar memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. Ketika kebencian, dendam kesumat sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar, gunung-gunung akan rata, lautan akan kering, tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar. Selemah apapun fisik seseorang, semiskin apapun dia, sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya. Tidak bisa. (Sri Ningsih, hal-48)

Buku ini sungguh istimewa, tidak mudah tertebak, bahasa yang mengalir indah dan nilai-nilai moral yang disampaikan Tere Liye dengan cara yang menawan, tidak menggurui.

Sebuah kisah tentang pengorbanan dan cinta, kesabaran, kesyukuran, dan kesetiaan, etos kerja dan kejujuran. Sebuah kisah tentang keberanian, keteguhan hati, penerimaan penuh untuk yang kebanyakan orang, termasuk saya mungkin akan menyebutnya sebagai ketidakadilan hidup.

Angkat topi buat bang Tere. Buku ini paket komplit, Tere Liye bahkan menyajikan tentang fakta sejarah Indonesia di masa silam. Mengajak kita mengenal pulau Sumbawa, pulau tersibuk di dunia, Surakarta, Jakarta tempo doeloe, asal mula sebutan pedagang kaki lima dan  kebengisan PKI, oh Tuhaan…saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa manusia hidup sedemikian kejam. Membakar hidup-hidup, memotong-motong tubuh sesamanya dan membiarkan begitu saja tubuh-tubuh bergelimpangan terbunuh. Darah dimana-mana, potongan-potongan tubuh yang sebagiannya sudah dimakan binatang.

Oh Allah…

Saya sungguh bersyukur bahwa buku ini fiksi. Saya tidak bisa membayangkan jika ada anak yang tega dibiarkan ibunya tidur di teras rumah, di pinggir laut, kehujanan bahkan setelah bekerja keras sepagi buta hingga malam dan bahkan tak diberi makan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang bisa mampu hidup dengan liku-liku yang terlalu menyakitkan tanpa perasaan sesal dan dendam.

Buku ini Highly Recommended, Kawan!

Ahad, 19 Maret 2017
Thank you for the book, Mel~

#tantanganreviewbuku
#onedayonepost
 

Comments

Popular posts from this blog

Kepada Dirimu, Hafsah.

Kepada dirimu, Ada waktu-waktu saat kita saling berbicara tentang kelu yang kita rasa bersama. Ada mata yang basah saat mengenang sedihnya menjadi perempuan seperti kita. Tapi itu dulu,  dua tiga tahun yang lalu. Kita sudah memilih berbahagia dengan banyak sekali cara, turut bergembira dan memeluk hangat, ketika kawan kita yang lebih dulu_ dan lagi-lagi_ diizinkan  Tuhan. Bukan kau atau aku. Kita sudah menyabarkan diri, memilih lebih percaya Tuhan Daripada sesak yang terus berlarut. Sesekali kembali basah, tapi tak mengapa membiarkannya  tumpah mungkin lebih baik Daripada berkarat hati dan runtuh kepercayaan padaNya, pada Tuhan yang lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Kau tahu?  Setiap kali aku ingin merutuki takdir, menangis sesegukan di ujung kasurku,  Saat setanku berbisik untuk mengutuk Tuhan, aku melihatmu. Duduk disampingku dengan mata sembab dan  luka yang lebih dibanding aku. Atau sekali waktu, kau datang dengan

Drama dalam Kepala Buibu

Assalamualaikum, rumahku... Apa kabar? masih dengan status "hidup ndak, mati ogah" yah, rumah? heheh iyya... i need you but always forget you yah. Sini peluk rumahku diriku bukuku! Eniwei, alhamdulillah, syukur yang dalam nan tulus karena Allah masih berikan kita kesempatan hidup sehat dalam keadaan masih muslim untuk ketemu Ramadhan ini; bulan penuh cinta paling hidup. Dear, rumahku. Temani saya ngobrol bout two choices yang lagi riuh pisah di kepalaku sendiri yah, here we go bismillah. Em, diskusi bout being a full mom at home atau being a working mom adalah topik yang menurutku ndak pernah etis  buat didebatkan mana yang paling mengambil peran termulia sebagai ibu dan mana yang 'ibu setengah mulia karena kerja di luar rumah' atau malah menjadi 'ibu kolot tidak terpelajar karena di rumah saja ngurus urusan dapur kasur', semua tergantung niat, kualitas diri dan keridhaan anak suami menurutku. Lets see the world, ada banyak ibu full time di

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan langkah kaki santri-santri y