Ratusan suara
Kecamuk yang pecah riuh di kepalaku
Dan kata-kata yang lumpuh di ujung lidah
Di persimpangan. Aku.
Bagaimanakah kiranya memasang sumbu bahagia yang paling sejati?
Bagaimanakah wujud dari bahagia itu sendiri?
Bukan. Sungguh bukan karena derita aku bertanya.
Tapi paku-paku yang menancap di dada
Sedang tak tahu sebenarnya obat yang kubutuh.
Bukan. Sungguh sungguh bukan karena derita aku bertanya.
Bagaimana bisa demikian? Sedang Tuhan menghadiahkan aku lelaki setia?
Tapi ratusan kiranya dan kiranya berjebah di mataku.
Dan aku hanya anak perempuan bapak yang menimangku dengan mimpi-mimpi paling cerlang.
Di persimpangan. Aku.
Duhai malaikat, mohonkan amin pada Tuhanku.
: Tenangkan hatiku.
_____
Senin, 27 November 2017 || 22.18
Comments
Post a Comment