Hai.
Maaf aku tidak akan berbasa-basi, atau berepot-repot ria mencari kata pun ide yang lebih menyenangkan mata menyehatkan otak.
Tulisan ini hanya akan senilai recehan saja, tapi seharga waktu yang kuhabiskan untuk membujuk mata bertahan sedikit lagi.
Tidak ada yang lebih mahal dari waktu kan? Bahkan waktu tak ber-harga. Benarkan?
Tulisan ini hanya sebagai langkah-langkah kecilku lagi untuk setia nge-ODOP, back to my self, back to my second home. Here.
Anw, saya baruuu saja sampai rumah. Baru datang dari tempat kerja. Sendirian berjalan melewati jalanan sepi tanpa satu pun orang yang lewat, melewati masjid terbesar pesantrenku yang sepi nan gelap, melewati hutan bambu dengan tanah super becek.
Tapi tidak ding, awalnya memang harus demikian karena saya sendiri yang menolak berkali-kali berbagai panggilan jemputan, entah, malam ini saya memang ingin berjalan kaki saja ke rumah.
Setengah jam yang lalu saya harusnya sendirian melewati jalanan gelap menuju rumah, tapi tidak jadi sebab dengan mengandalkan kegelapan malam yang menyamarkan noda hitam_ menyamarkan wajahku ding, saya full percaya diri meminta dua santri putra yang sedang piket di rumah pimpinan untuk mengantar pulang. Dua anak laki-laki yang adalah santri dari suamiku.
Psst, jangan aneh-aneh dulu kepala anda... mereka berjarak puluhan kilometer dari saya. Anak kecil pulak. Daan hanya sampai di area masjid mengantarnya, saya tetap memilih jalan sendiri melewati hutan dan jalan tol menuju rumahku.
See yah. I'm so sleepy now.
00. 13 || Home
Comments
Post a Comment