Skip to main content

Peluk Erat, Kak Iis. Allah mencintaimu, Kak

Aku bersedih, Allah. Saat Kauambil milikMu yang Kautitipkan di bumi, ada sesak. Sungguh sesak. Sebab dia adalah dia, kakak tersayang yang nama lainnya adalah kebaikan, keteladanan.

Ajal.

Mengapa air mata lebih cepat melesat jatuh ketimbang doa-doa yang harusnya melangit?? Maafkan aku. Aku sungguh tak menyangka. Jikalau ayat kematian; Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati_ sungguh sudah kutelan mentah-mentah. Tapi percaya, tidak sama seperti bersabar tepat pada saat pukulan pertama kabar duka itu sampai.

Kak Iis...

K Iis...

Kak Iis...

Menjadi baik bukankah adalah pilihan? Lalu kemudian menyatu dalam diri. Menjadi nama lain, menjadi nama belakang.

Sama seperti saat kutetapkan hati untuk memujamu diam-diam, lalu saat dewasa mengerti bahwa tak perlu malu mengakuinya... aku mencintaimu, Kak.

Pernah ada waktu saat kita berbicara berdua saja, dan kulangitkan pujian kepada Allah tersebab sempurna menciptakanmu, Kak. Aku takjub. Kau kilau. Cerdas yang menyenangkan, sahaja. Kau teladan.

Bukankah kekurangan adalah niscaya? Bukti kesempurnaan yang manusiawi?

Kak Iis...

Kakak yang tak dikenal mamakku tapi kuakui sebagai saudariku. Peluk sayang, Kak.

Peluk erat,  dengan erat. Aku mencintaimu, Kak. Semoga Allah mencintaimu selalu, sama seperti dirimu yang tak pernah putus menggantungkan semua hal kepadaNya.

Peluk erat, Kak. Dengan sangat erat. Semoga Allah mudahkan semua urusanmu menujuNya. Aku mencintaimu, Kak. Semua orang mencintaimu, Kak Iis...

Kaakk, selamat jalan. Allah mencintaimu.

Kamis, 25 Mei 2017
Jelang ashar.

Comments

Popular posts from this blog

DARI AKU; LELAKI YANG MENCINTAIMU UTUH

Dear kamu, Perempuan bumi dan surgaku. Apa kabarmu hari ini, bidadariku? apa kabar anak-anak kita? sehatkah kalian? bermain apakah kalian sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak seharusnya kutanyakan begini. Aku tahu. Entahlah, aku hanya sungguh ingin melakukannya, memenuhi kepalaku hanya tentang kamu dan bocah-bocah lucu kita. Aku ditikam rindu yang berkali, Sayang... Rindu dan rasa bersalah. Sebelas tahun bukan waktu yang singkat untuk kita menyemai cinta dan sayang. Membersamai empat krucils yang tumbuh sehat dan cerdas, shaleh dan shalehah. Kamu mengambil banyak sekali peran dan waktu buat mereka dan aku. Terima kasih sudah lapang menemani kami, Cinta. Sayangku, aku ingat saat kuboyong kamu untuk merantau bersamaku; memijak tanah Tuhan yang lebih jauh dari rumah kanak kita. Berdua saja, berat jika ingin dibayangkan. Berpisah dari orang tua saat kita masih butuh petuah ini dan itu, dalam hari-hari sebagai pengantin baru. Tapi kita akhirnya pergi. Dengan hati yang belum t...

Kusimpan Dia di Sini

Dear my sweet home, Saya baru saja selesai ngobrol dengan laki-lakiku tentang hal baru yang ingin saya mulai. Mimpi baru. Cita-cita baru, ikhtiyar baru. : Jualan parfum original yang sehat, harga bersahabat dan yang paling penting adalah halal. Kenapa saya mau mulai mengikhtiyarkan usaha ini? adalah karena  sejak dulu, saya memang mencari produk parfum yang seperti itu. Yang sehat, halal dengan kualitas parfum original. Karena wangi saja tidak cukup, harus ada nilai yang tercium dari aroma parfum yang kita pakai. Tentang kualitas diri dan juga karakter. Dan saya berharap orang-orang juga berpikir demikian. Setelah mencari banyak informasi, searching, membaca testimoni, membaca artikel-artikel kesehatan tentang bahayanya ngasal pakai parfum, saya akhirnya memilih  brand parfum yang tepat dan sudah terkenal di enam benua, Parfum original dari Eropa, parfum dengan brand Federico Mahora , yang diproduksi bersama Perfand dan Drom  Fragrances, German. Saya join dengan bis...

Tahfidz Putra Darul Istiqamah Dan Surga Sebelum Surga

Air berkecipak Saling beradu pelan, syahdu dari gerakan-gerakan suara yang kutahu lebih baik dari kecipak air mandiku. Dalam gelap paling mustajab kakikaki itu pergi ke rumah tuhan. Masih dalam separuh buaian mimpi aku tahu, tuhanku juga memanggil lalu aku; dengan mata tertutup menakarnakar rindu padaNya, menghitunghitung kekuatan melawan syaithan. ______________ Sudah pukul empat pagi ketika saya mulai menulis ini, dan dari masjid masih terdengar suara imam memimpin shalat tahajjud. Tartil, merdu, indah. Percayalah, menuliskan ini butuh banyak kekuatan. Ini pertama kalinya mengenalkan kehidupan baruku kepada rumah abu-abu ini. Dan  sepotong cerita pagi tentang Tahfidz Putra Darul Istiqamah,  its more than wonderful masyaallah. Masih pukul tiga-an, ketika qadarullah saya terbangun karena sebuah mimpi. Dalam proses memperbaiki posisi tidur kembali, di waktu ketika bahkan kokok ayam belum satu pun terdengar, saya mengenal baik suarasuara air  dan lang...