Tulisan ini tidak akan panjang. Tidak akan sepanjang doa-doaku saat menangis tadi. Pula bahasanya, tidak akan semenye perasaanku yang remuk. Sebab tak pernah ada kata yang bisa membahasakan luka, bukan?
Menjadi seorang kakak ternyata berat. Baru sore tadi benar-benar kusadari. Kepedihan dan trauma mama bapak perihal masa lalu rasanya ditumpah Tuhan tiba-tiba padaku.
Dan ngilu tubuhku menanggung. Limbung dengan luka baru yang dibayangi trauma keluarga kami, di masa belasan tahun yang silam, mungkin bahkan sudah dua dasawarsa berlalu.
Dan terisak kudoakan adik-adik agar mereka setia saling sayang. Ditenangkan dan dilapangkan Allah hati mereka. Pula aku.
Dek, saling sayanglah kita.
Jangan bertikai perihal sepele, sebab kita adalah saudara. Yang menanam janji di dasar hati paling putih
: Kita takkan mengulang luka di masa lalu.
Tidak ketika kita sudah kehilangan kakak pertama
Tidak ketika mama dan bapak sudah membawa borok di hati mereka hingga di usia senja.
Dek, saling sayanglah kita.
_______
Senin, 5 Februari 2018 || 22.48
Rumah Tahfidz
Comments
Post a Comment