Tentang Takdir, kau takkan pernah bisa menebak. Ia rahasiaNya, serupa kotak pandora yang beraroma magis. Lihatlah aku yang terperangah bernanah di simpang jalan ini takjub bahwa aku bukan lagi diriku. Sebab sudah mengengkau. Maka menetap aku. dengan darah, dengan air mata. Meski. Maka duhai Tuhan, taatkan rasaku pada janjiMu. bukan derana atas nafsuku. _____ "Perjalanan ini berat. Keputusan ini pelan-pelan melumatku. Aku sungguh takut jikalau perasaanku menjadi tuhan." " Kamu kuat, Raa!ini jalan yang kamu pilih sendiri." "Aku hanya mengatakan ini berat, La. Tapi aku akan bertahan, kamu tahu itu. Aku hanya butuh kawan untuk mendengarku. Entahlah. Aku mungkin hanya butuh piknik." perempuan itu mendesah kecil. Binar matanya hilang. Gelas ditangannya pasrah dipandangi saja. "Nah, betul itu, Raa! sudah ada yang mengurusnya selain kamu. Mintalah izinnya barang sehari dua hari. Kita bisa piknik kemanapun kamu mau. Setidaknya
Selamat Datang di Rumah Keduaku. Tempat Pulang yang Nyaman. Pada Alamat Kebaikan. Semoga.