Album dan blog, saya akan selalu kembali pulang kepada mereka.
: mengulang kenangan, menyapa rasa-rasa yang lalu.
Maka semisal suratmu untuk duadua usiaku, tulisan ini juga akan tinggal di sini. Sebab kutahu, kau juga selalu pulang ke sini. Menyapa anak-anakku.
-----
Assalamualaikum, Lelaki dua enamku!
apa yang harus kubilang, Cinta? menuliskan ini, saya sedang menimbang-nimbang kalimat apa yang paling tepat untuk membahasakan betapa sabar tualangmu hingga hari ini dan betapa kusyukuri kehidupanmu.
Zaman santri, ketika kawan-kawan mulai pandai berkikik ria membayangkan lelaki pujaannya, saya cukup dengan bahasa; lelakiku nanti penghafal qur'an, cerdas, humoris dan suka berpakaian kokoh putih celana hitam. Dan entah, saya lupa kapan pertama kali menemukan kriteria itu terkumpul utuh di dirimu.
Allah baik sekali.
Tulisan ini tidak akan semanis yang kau bayangkan, Kak. Saya hanya sedang ingin merayakan kesyukuranku memilikimu dari umur sembilas tahun, masih seorang remaja dewasa yang cukup pemalu sampai dua enam umurmu hari ini, dan Antum tumbuh sebagai imam yang semakin dewasa, sabar, bijak, menyenangkan sekaligus menjadi kawan paling menyebalkan yang manis.
Terima kasih untuk pengalaman-pengalaman di tujuh tahun tualang kita bersama, Sayangku. Terlebih untuk hampir sembilan bulan terakhir ini. Untuk pengalaman berpisah rumah dari orangtua dan kita memulainya dari nol. Kita sungguhan semakin yakin bahwa pernikahan memang sebuah management konflik paling real. Dan bersamamu, saya selalu percaya semua akan baik-baik saja.
Terima kasih untuk semua usaha Antum membuat kehidupan kita baik-baik saja dan bahagia. Terlepas dari semua riak di perjalanan ini, terima kasih untuk rentang usia yang muda, antum hadir sebagai suami, kawan dan partner terbaik hingga semuanya tidak pernah menjadi badai yang menghantam kita sedemikian rupa. Terima kasih sebab selalu mengingatkan bahwa kita punya Allah yang Maha Segala.
Cinta, terima kasih untuk berbagai kenangan-kenangan hebat sebagai partnerku. Yang selalu mendukung duniaku, memberi hadiah-hadiah sederhana yang manis, nasihat-nasihat bijak yang tidak menggurui, dan doa pula pelukan paling bijak nan sayang.
Kakakku, terima kasih telah hidup dengan baik dan menjadi abba yang penuh teladan untuk Oofa. Semoga menjadi lelaki dua enam, maka semakin maksimal amanah ummat yang Antum emban. Semakin bijak dan sayang kepada Oofa. Tetap menjadi anak tersayang mama bapak kita, dan semoga semakin berwarna dan hebat penuh kebermanfaatan tualang panjang kita ini. Lillah insyaallah.
Barakallahu fiikum, Lelaki puisiku.
____________Kamar kita, Senin 17 September 2018
01.08
Comments
Post a Comment