Di belantara rasa yang dicipta semesta,
ada yang biru, merah jambu juga kelabu.
: Mengerlip-ngerlip, berpilin-pilin syahdu.
Atau, menghentak, menghempas tak bernama.
Hingga bisu kata-kata
Pula beku rahim rasa.
Seperti jutaan detik yang lalu.
Saat huruf menjadi rangkaian serapah yang menyakiti. Menghunjam tak berperi.
Nada-nada dipermainkan setan sedemikian seru
Direcokinya kita menjadi aku dan kamu saja.
Jutaan detik yang lalu.
Mohonku sabarmu
dan lelah dalihmu.
Lalu habislah kita dibercandai setan dengan dalil-dalil Tuhan yang sudah dinodainya dengan keegoisan.
Dan, jadilah kita alpa perihal berkah.
Maafkan aku. Aku juga memaafkanmu. Mohonkan aku kelembutan lisan, kumohonkan kau kelapangan dada.
Pernikahan ini memang suci, cinta kita terlalu megah. Sebab itu, jalan di depan kita mungkin saja lebih berliku.
Dan menjadi berat seperti Umar radhiyallahu anhu, yang tak lagi tahu hendak menunggangi kendaraan sabar atau ikhlas,
Tapi kita punya Tuhan untuk bermohon, Sayang...
Semoga Allah melembutkan hati kita selalu.
________
Jum'at, 15 Desember 2017. Dorm. 22.47
Comments
Post a Comment